Find Us On Social Media :

Professor Nidom Foundation; Virus Corona di Indonesia Sejak Maret 2020, Salah Satu dari 6 Faktanya Disebut Tidak Mematikan

Profesor Nidom

Sejak saat itu, jenis ini menyebar dengan cepat dan luas ke berbagai negara.

Ahli biologi komputasi dan ahli genetik Bette Korber mengatakan dalam papernya, mutasi D614G bisa dikatakan paling dominan di dunia.

Alasannya, penyebarannya 10 kali lipat lebih tinggi dibanding jenis lain.

Dalam risetnya yang terbit bulan Juli, Korber mengatakan D614G mampu mendominasi jenis mutasi virus corona di suatu daerah, meski ada jenis asli virus di sana.

Baca Juga: Misteri Bercak-bercak Merah pada Pipi Bayi Mona Ratuliu dan Penanganannya

5. Mudah menyebar tapi disebut tidak mematikan

Dilansir Reuters, Paul Tambyah yang merupakan konsultan senior di National University of Singapore dan Presiden International Society of Infectious Diseases mengatakan, bukti yang ada menunjukkan D614G di beberapa negara sejalan dengan penurunan tingkat kematian.

Paul menjelaskan, ini artinya mutasi D614G kurang mematikan.

"Mungkin mutasi ini lebih menular, tapi tidak terlalu mematikan," kata Paul Tambyah.

6. Vaksin mungkin tak efektif

Sebagian besar vaksin yang dikembangkan didasarkan pada wilayah spike yang berbeda, sehingga hal ini tidak berdampak pada perkembangannya.

Meski mutasi D614G terjadi pada protein spike, mutasi ini tidak mengubah domain pengikat reseptor (RBD) di ujung protein spike.

Baca Juga: Bukan Malaysia dan Singapura, Mutasi Virus Corona D614G Juga 10 Kali Lipat Menyebar dan Menular di Indonesia, Peneliti: 'Sudah Ada Sejak Maret 2020'

RBD mengikat reseptor ACE2 pada sel manusia. Itu merupakan target utama dari sistem kekebalan.

Sederhananya, mutasi D614G mengubah protein spike, tetapi tidak mengubah bagian RBD yang kritis untuk pengembangan vaksin.

Sebuah studi WHO di China juga menunjukkan bahwa jenis D614G tetap rentan terhadap netralisasi oleh antibodi yang diisolisi dari pasien yang sembuh.

Di sisi lain, vaksin yang dikembangkan saat ini menargetkan protein spike untuk mencegah virus masuk ke sel.

Namun mengingat jenis D614G yang paling dominan di seluruh dominan, para ahli mengatakan satu vaksin mungkin dapat menangani hal ini.(*)

Baca Juga: Kabar Baru dari Ridwan Kamil Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Optimis!

#berantasstunting

#HadapiCorona 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "6 Fakta Mutasi Virus Corona D614G, Paling Menular dan Dominan di Dunia"