"Jangan terburu-buru menyimpulkan bahwa vaksin yang sedang diuji klinis saat ini pasti akan efektif dan sudah pasti menjadi pilihan untuk diedarkan. Ini kesimpulan yang terlalu dini," katanya.
Dikatakan, kandidat vaksin yang sudah masuk ke uji klinis fase 3 tidak menjamin bahwa uji klinisnya akan berhasil. Sebab, banyak kandidat vaksin yang sudah menjalani uji fase 3 namun gagal karena ternyata terbukti tidak efektif.
Hanya saja, dia berpendapat bahwa pengembangan vaksin Covid-19 sekarang ini jadi salah satu upaya banyak negara untuk menghentikan pandemi.
Hal itu karena banyak penelitian sudah menunjukkan bahwa antibodi yang terbentuk setelah infeksi SARS-CoV-2 secara alami ternyata tidak bertahan lama lalu akan menghilang dalam 2-3 bulan.
Namun jika nantinya vaksin tersebut berhasil dan akan dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional, maka kontinuitas program tersebut akan bergantung pada suplai vaksin yang cukup.
Karenanya, pakar UGM ini berharap Indonesia bisa memproduksi sendiri. "Tentu akan mudah dipastikan jika kita mampu memproduksi vaksin sendiri, dibandingkan jika harus membeli dari produsen dari luar negeri," terangnya.
Baca Juga: 3 Cara Mudah Tingkatkan Sistem Imunitas Tubuh Untuk Melawan Penyakit
Baca Juga: Bahu dan Leher Sering Kaku, Risiko Menderita Frozen Shoulder
Ditambahkan, teknologi pembuatan vaksin terinaktivasi sudah dimiliki oleh PT. Biofarma. Akan tetapi untuk produksi massal vaksin itu harus menunggu hasil uji klinis fase tiga ini. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Vaksin Jadi Solusi Hentikan Pandemi? Ini Kata Pakar UGM", Https://edukasi.kompas.com/read/2020/08/18/142346871/vaksin-jadi-solusi-hentikan-pandemi-ini-kata-pakar-ugm?page=all#page2.