Find Us On Social Media :

Masak Ceker Ayam Baiknya Digoreng, Untuk Rematik dan Supaya Bisa Memberikan 8 Manfaat Kesehatan Ini

Masak ceker ayam baiknya dogoreng

GridHEALTH.id - Ceker ayam bukan makanan aneh di Indonesia.

Ceker ayam banyak diolah sebaga aneka makanan yang digemari penikmatnya.

Contoh, baso ceker ayam. Wuih.. biasanya penuh pembelinya.

Asyiknya lagi, setiap masakan dan olahan yang menggunakan ceker ayam harganya langsung naik.

Baca Juga: Penting Sebelum Membeli Susu untuk Anak, Baca Tabel pada Lebel Kemasan, Hindari yang Seperti Ini

Padahal harga ceker ayam sendiri murah. Kurang lebih harganya satu kilogram Rp.25 ribu hingga Rp.28 ribu.

Nah, yang jadi pertanyaan apa yang membuat ceker ayam begitu diminati di Indonesia, selain rasa gurih yang dimilikinya.

Melansir SajianSedap.com (5 September 2020), ceker ayam baik untuk mengatasi rematik. Benarkah?

Untuk diketahui, ceker ayam mengandung kolagen yang merupakan sejenis protein jaringan ikat.

Baca Juga: Kini Hanya Miliki 4 Pasien Covid-19 di ICU, WNI Dilarang Masuk Malaysia Mulai 7 September 2020

Kandungan itulah yang membuat ceker ayam terasa lengket dan kental saat diolah.

Nah, kolagen ini akan jadi antigen asing yang bersifat imunogenik yang mampu merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi spesifik terhadap sebuah antigen, yang dalam hal ini adalah penyebab rematik.

Kolagen pada ceker ayam konon katanya memiliki protein yang sama dengan protein kolagen pada sendi tubuh manusia.

Karena itulah bagi penderita rematik, disarankan untuk mengonsumsi ceker secara rutin.

Tapi masalahnya kolagen pada ceker ayam mudah hilang saat dimasak.

Baca Juga: Dianggap Memiliki Siklus Hidup Ringan, Mutasi Virus Corona D614G Bisa Dibunuh dengan Barang Satu Ini

Agar manfaat kolagennya tidak hilang, maka ceker ayam tidak disarankan untuk digoreng.

Soalnya proses penggorangan bisa merusak struktur protein kolagen pada ceker ayam.

Penting juga diketahui, ceker aya tak hanya baik bagi penderita rematik.

Sebab ceker ayam memiliki delapan manfaat bagi keseatan manusia, yaitu:

1. Tingkatkan sistem kekebalan tubuh

Baca Juga: Ade Rai Ternyata Penggemar Masakan Padang, Tapi Caranya Makan Bisa Bantu Jaga Berat Badan

Makan ceker ayam sangat bergizi untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Ini karena kandungan mineralnya yang sangat bermanfaat untuk membangun kesehatan.

Ini juga mengandung kolagen dan beberapa mineral seperti tembaga, magnesium, fosfor, seng dan juga kalsium.

Beberapa mineral ini bermanfaat dalam mengatasi serangan penyakit. Jadi dengan mengonsumsinya secara teratur dapat meningkatkan sistem kekebalan dalam tubuh.

2. Meremajakan kulit

Kaki ayam kaya akan kolagen yang baik untuk kulit, ini membantu kulit untuk meregenerasi selnya dan mempertahankannya dari bahaya.

Ini juga meningkatkan elastisitas kulit dan mencegah penuaan dini yang membuat kulit terlihat keriput.

Baca Juga: Kritik Penanganan Covid-19 di Indonesia, Ahli Epidemiologi UI; 'Respons Pemerintah Kita Tidak Terkoordinasi dengan Baik'

Karena efek ini, beberapa dokter menyarankan untuk memakannya untuk kecantikan kulit.

3. Mempercepat penyembuhan luka

Kandungan kolagen dan sejumlah komponen protein pada kaki ayam,memiliki kemampuan untuk mempercepat penyembuhan luka dan juga membantu mengatasi kerusakan sel.

Selain itu, dengan kemampuan kaki ayam dalam mendorong percepatan proses penggantian sel yang rusak.

Maka mengonsumsi kaki ayam akan sangat membantu tubuh meningkatkan kemampuannya untuk menyerang infeksi.

Kerusakan sel akibat infeksi dengan lebih cepat diatasi, sehingga tubuh akan lebih efektif dalam memerangi serangan bakteri yang masuk.

Baca Juga: Terbaring Lemah di Rumah Sakit, Inilah Penyebab Fairuz A Rafiq Alami Keguguran di Usia Kehamilan 15 Minggu

4. Tingkatkan kekuatan sendi dan cegah tulang rapuh

Ketika orang bertambah tua, jumlah kalsium berkurang dan sel akan sulit untuk regenerasi.

Ini akan menjadi cerita yang berbeda jika kita mengkonsumsi kaki ayam secara teratur karena memiliki banyak nutrisi seperti kalsium, protein, tulang rawan, dan kolagen.

Hal itu membantu memperkuat persendian dan mencegah tulang rapuh yang terjadi di usia tua.

Baca Juga: Geram Lihat Kafe Langgar Protokol Kesehatan Covid-19, Anies Baswedan; 'Anda Tutup Sekarang Juga!'

5. Darah rendah

Kaki ayam mengandung lebih banyak protein kolagen daripada daging dada ayam.

Protein kolagen kaki ayam ini memiliki fungsi untuk menurunkan tekanan darah.

Kolagen ini dapat menurunkan kadar renin plasma, sehingga tidak membuat tekanan darah menjadi lebih tinggi.

Ini juga mengandung kalium, sehingga orang yang memiliki hipertensi akan lebih baik jika mengonsumsi kaki ayam.

6. Atasi masalah pencernaan

Kaki ayam bisa menjadi sup atau kaldu yang rasanya sangat lezat.

Bahkan semua nutrisi seperti protein, kolagen, kondroitin, dan glukosamin juga akan larut ke dalam sup.

Baca Juga: Dinilai Bisa Atasi Pandemi, Ilmuwan Rusia Puji Metodologi Pengobatan Covid-19 China

Manfaat berbagai nutrisi ini sangat bagus untuk membuat pencernaan lebih sehat.

Efek nutrisi ini juga sangat penting untuk membuat usus lebih sehat, membuat saluran pencernaan Anda lebih sehat.

7. Mempertahankan keseimbangan hormon

Salah satu kunci keseimbangan hormon adalah kadar seng dalam tubuh.

Baca Juga: Sudah ada Protokol Kesehatan, Faktanya Pasien Wisma Atlet Didominasi Pengguna Angkutan Umum

Kaki ayam mengandung kadar seng yang dapat memenuhi setidaknya 1/3 dari kebutuhan tubuh di setiap porsi.

Lemak yang baik di kaki ayam juga membantu meningkatkan kinerja kelenjar dalam tubuh, karena sejumlah kelenjar dalam tubuh bekerja dengan bantuan peran lemak sehat dalam tubuh.

8. Mengurangi stres

Baca Juga: Tidur Siang Lebih dari 1 Jam Berisiko Tinggi Kematian karena Penyakit Kardiovaskular

Selain itu, kaki ayam juga menghasilkan beberapa jenis asam amino yang sangat baik untuk tubuh.

Salah satu jenis asam amino yang dilepaskan dari cakar adalah arginin. Ini adalah jenis asam amino yang bermanfaat bagi tubuh.

Salah satunya adalah membantu tubuh melepaskan hormon yang menyebabkan perasaan tertekan dan stres.(*)

#berantasstunting

#HadapiCorona