Find Us On Social Media :

Fakta Kematian karena Infeksi Virus Corona, 75%-nya Penyintas Demensia

75% pasien covid-19 yang meninggal dunia adalah ODD.

GridHEALTH.id – Virus corona menyerang siapapun tanpa pandang bulu.

Virus corona menyerang dengan agresif tanpa kenal ampun.

Hanya mereka yang memiliki daya tahan tubuh fit dan kuat saja yang mampu menepis dan menghentikan serangan virus corona.

Baca Juga: Tingkatkan Kekebalan Tubuh dengan Suplemen untuk Hadapi Corona, Cek di Sini Kebenarannya

Karenanya, bagi individu yang memiliki penyakit kronis, harus lebih waspada dan berhati-hati. Menghindar adalah cara terbaik untuk menghadapi virus corona di masa pandemi Covid-19 ini.

Penyakit kronis apa saja? Semua penyakit kronis, diabetes, jantung, ginjal, hipertensi, hingga penyintas orang degan demensia alias ODD.

Baca Juga: Ternyata Piet Pagau, Paman Raffi Ahmad, Terinfeksi Covid-19 di Taksi Online

Sebab faktanya secara global, kematian akibat Covid-19, 75 persennya dialami ODD sebagai penyakit penyerta (underlying condition).

Fakta itu diperoleh dari berdasarkan penelitian kolaboratif yang dilakukan antara London School of Economics dan University College of London.

Baca Juga: Bukannya Cepat Dilarikan ke Ruang Isolasi, Pasien Covid-19 Malah Disetubuhi Sopir Ambulans saat Perjalanan ke Rumah Sakit

Untuk diketahui, demensia adalah gejala penyakit yang menyebabkan penurunan fungsi otak.

Sementara, demensia Alzheimer adalah gangguan penurunan fungsi otak yang memengaruhi emosi, daya ingat dan pengambilan keputusan seseorang dan biasanya disebut dengan pikun.

Direktur Regional Alheimer Asia Pasifik sekaligus Penggagas ALZI DY Suharya mengatakan, usia merupakan faktor terbesar terkait dengan demensia.

"Golongan lansia memiliki risiko paling tinggi terhadap paparan Covid-19, dengan 86 persen kematian terjadi pada golongan usia 65 tahun ke atas," kata DY dalam diskusi daring bertajuk Mari Berbicara Seputar Demensia, Jumat (4/9/2020).

Baca Juga: Kesaksian Sandiaga Uno Perihal Ganasnya Covid-19 yang Menginfeksi 3 Kawan Dekatnya

Lebih lanjut, DY mengungkapkan bahwa kondisi pandemi Covid-19 yang berlangsung saat ini juga membuat banyak orang rentan akan kesepian, kecemasan, dan depresi, tidak terkecuali ODD dan caregivers.

Kasus ODD di Indonesia sendiri, pada 2016 diperkirakan telah ada sekitar 1,2 juta.

Angka ini disebutkan memiliki potensi meningkat menjadi 2 juta orang pada tahun 2030, dan 4 juta orang pada tahun 2050.

Baca Juga: Selain 59 Negara Menutup Pintu Bagi WNI, CDC Mengeluarkan Peringatan Level Tertinggi Agar Menghindari Perjalanan ke Indonesia

Perlakuan yang salah terhadap ODD dapat memperparah kondisi kejiwaan.

Maka dari itu, diperlukan kolaborasi dan kontribusi seluruh pihak termasuk pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup lintas generasi yang lebih sehat.

Baca Juga: 3 Bulan Pulang dari Rumah Sakit, Mantan Pasien Covid-19 Masih Alami Kerusakan Paru-paru

Nah, ada satu hal yang harus kita catat dan perhatika di sini, yang erat kaitannya dengan ODD dan pencegahan infeksi virus corona.

Ternyata kebijakan yang diambil pemerintah mengenai penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk mencegah transmisi infeksi Covid-19, disadari atau tidak oleh pemerintah, telah memengaruhi kondisi fisik dan mental masyarakat.

Baca Juga: IDI Kembali Berduka, Covid-19 Merenggut Nyawa Guru Besar Unair

Ahli syaraf dan Dekan Universitas Katolik Atma Jaya, Dr dr Yuda Turana SpS mengatakan, situasi beradaptasi dengan kebiasaan baru setelah penerapan PSBB semakin membuat perubahan-perubahan sikap dari masyarakat yang cenderung berusaha lebih peduli terhadap kesehatan otak.

"Terjadi peningkatan jumlah orang yang bertanya seputar kesehatan mental dan kesehatan otak," kata Yuda.

Namun, kondisi pandemi Covid-19 membuat banyak di antaranya merasa kesulitan dan takut untuk datang ke rumah sakit dan berkonsultasi secara langsung.

Baca Juga: Gelar Pesta dan Tur Keliling Dunia Selama 2 Minggu, Keluarga David Beckham Sempat Positif Covid-19 hingga Lakukan Karantina

Yuda berkata, meskipun beberapa rumah sakit sudah menyediakan pelayanan konsultasi online saat pandemi Covid-19 ini.

"Namun, tidak bisa digantikan sepenuhnya, pemeriksaan fisik saat kehadiran pasien di rumah sakit," ujarnya.

Sementara itu sistem pelayanan kesehatan yang membatasi pendamping dan adanya ruang isolasi tanpa pendamping, dengan jumlah tenaga kesehatan rumah sakit belum sepenuhnya memadai, ternyata menjadi permasalahan besar pasien lansia dengan demensia di rumah sakit.(*)

Baca Juga: Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo Positif Covid-19 usai Pulang dari Luar Kota

#berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "75 Persen Kematian Pasien Covid-19 adalah Orang Dengan Demensia"