Jika wanita tersebut mengalami nyeri kepala lebih dari 10 hari dalam sebulan maka wanita tersebut akan masuk ke kelompok nyeri kepala frekuensi tinggi.
Kelompok wanita tersebut juga dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok premenopause, perimenopause dan postmenopause.
Ternyata ditemukan sebanyak 8% wanita premenopause mengalami peningkatan serangan migrain, 12,2% pada kelompok wanita perimenopause dan sebanyak 12% pada kelompok wanita menopause.
Wanita mengalami serangan migrain biasanya pada beberapa hari sebelum menstruasi, saat hormon estrogen dan progesteron mengalami penurunan.
Para peneliti menduga jika penyebab yang sama juga menjadi alasan mengapa serangan migrain semakin meningkat pada wanita yang masuk menopause.
Untuk meredakan nyeri migrain tersebut, para peneliti menyarankan untuk mengkonsultasikan dengan dokter mengenai pengobatan migrain, apakah mereka harus menambahkan dosis obat migrain atau menggantinya dengan jenis obat migrain yang lain.
Baca Juga: Hamil 'Bayi Pelangi', Antara Gembira dan Waswas, Ini yang Perlu Dilakukan Agar Kehamilan Sehat
Baca Juga: 7 Cara Mudah Mengenali Bakat Anak Bantu Tumbuh Kembang Optimal
Terkadang, dokter juga menyarankan pasien untuk melakukan secara bersamaan dengan terapi psikologi untuk meredam kecemasan di saat menopause yang dapat memperburuk migrain. (*)
#berantasstunting #hadapicorona