Find Us On Social Media :

Vaksin Merah Putih Vs Sinovac dan G42, Asli Indonesia Pengembangannya Sudah Capai 50 Persen

Lembaga Eijkman meneliti dan mengembangkan vaksin Covid-19 merah putih.

Termasuk juga mendapatkan izin dari Badan Peredaran Obat dan Makanan (BPOM).

Bambang pun mengatakan, jika sesuai dengan rencana, maka pada 2021 baru bisa dilakukan produksi masal untuk memenuhi vaksinasi sebanyak 267,7 juta penduduk Indonesia.

Lantaran diakui jumlah tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang, maka pemerintah juga sudah bekerja sama dengan pihak luar.

Baca Juga: Jangan Salah, Aturan Rapid Test Untuk Perjalanan Masih Berlaku

Beberapa di antaranya yakni dari China dan Arab.

"Setelah uji klinis itu selesai dan BPOM menyatakan bahwa vaksin ini aman untuk digunakan dan cocok untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap Covid-19. Maka akan dilakukan produksi dalam jumlah masal oleh PT Bio Farma juga," katanya.

Di triwulan keempat 2021 vaksin merah putih bisa memproduksi dalam jumlah besar.

Baca Juga: Pendiri Kompas Gramedia Group Jakob Oetama Wafat, Gaya Hidup Sehat yang Selalu Dikenang, Penyuka Tahu Tempe yang Selalu Makan Tepat Waktu

Tentu kehadiran vaksin merah putih karya anak bangsa ini tidak untuk dilombakan dalam hal pemasaran ataupun lainnya dengan vaksin Covid-19 lainnya.

Justru menurut Bambang, nantinya akan melengkapi vaksin Covid-19 yang awalnya akan didatangkan dari kerja sama dengan pihak luar.

"Terutama dengan Sinovac, China dan dengan G42 yang berasal dari UAE," pungkasnya.(*)

Baca Juga: Pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama Meninggal Dunia, Dokter: Idap Gangguan Multiorgan, Ini Jenis Penyakitnya

#berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini sudah tayang di Tribun Wow dengan judul: Pengembangan Vaksin Merah Putih Sudah 50 Persen, Menristek: 2021 Bisa Memproduksi dalam Jumlah Besar