Find Us On Social Media :

Kelanjutan Nasib Relawan Vaksin Covid-19 di Bandung, Positif Terpapar Virus

Ilustrasi - relawan vaksin covid-19 di Bandung ada yang terinfeksi.

GridHEALTH.id - Seorang relawan uji klinis vaksin virus corona (Covid-19) di Bandung dikabarkan ada yang positif terinfeksi.

Relawan tersebut positif terinfeksi Covid-19 setelah melakukan perjalanan ke Semarang.

Hal itu disampaikan langsung oleh Manajer Lapangan Uji Klinis Vaksin Covid-19, Eddy Fadlyana saat memberikan keterangan pers, Kamis (9/9/2020).

Menurut Eddy, relawan yang positif Covid-19 setelah melakukan perjalanan ke Semarang perlu dibuktikan apakah masuk dalam kelompok plasebo atau vaksin.

Sebab ia mengatakan ada dua kelompok dalam uji klinis yang dilakukan yakni plasebo dan vaksin.

Makanya, kata Eddy, harus dibuktikan di akhir penelitian pada Desember nanti, apakah relawan itu menerima vaksin ataukah plasebo.

"Subjek yang ikut penelitian itu kan dibagi ke dalam dua kelompok, ada yang dapat kelompok vaksin dan ada yang dapat kelompok plasebo. Jadi perlu dibuktikan tapi nanti di akhir penelitian, ini kelompok plasebo atau kelompok vaksin," ujar Eddy.

Baca Juga: Ternyata Donald Trump Sengaja Remehkan Covid-19; 'Saya Tidak Ingin Orang-orang Ketakutan'

Baca Juga: 34 Daerah di Indonesia yang Kasus Covid-19 nya Mencolok, Sulawesi Tengah dan NTT Paling Kecil Jumlahnya

Ia juga mengatakan, relawan yang menerima vaksin ada kemungkinan terinfeksi tetapi mengalami gejala ringan.

"Bisa saja positif kalau misalnya dia kelompok vaksin, tapi gejalanya akan ringan atau ini kelompok plasebo. Jadi, bukan karena disuntik vaksin terus terinfeksi, kan belum tahu," katanya.

Sebelumnya, satu relawan vaksin Covid-19 harus mendapat penyuntikan ulang, setelah dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Seorang Dosen Saat Mengajar dengan Cara Online Meninggal Dunia karena Covid-19, Mahasiswa/i-nya Tak Bisa Berbuat Banyak

Koordinator Uji Klinis Vaksin Corona, Kusnandi Rusmil mengatakan relawan yang telah disuntik vaksin itu dipastikan terinfeksi virus setelah pulang dari Semarang.

Meskipun sudah terinfeksi, kata dia, relawan itu bakal disuntik ulang.

"Jadi dia sudah disuntik pertama kali, kemudian pergi (ke Semarang), pas pulang dicek lagi swab-nya positif," ujar Kusnandi.

Baca Juga: 6 Hari Setelah Menelan Baterai dengan Sengaja, Balita Bermata Cokelat Ini Meninggal Dunia

Menurut Kusnandi, relawan tersebut terinfeksi virus corona bukan akibat vaksin.

Sebab, kata dia, virus yang disuntikkan kepada relawan sudah dimatikan.

Kusnandi tidak menyebutkan identitas relawan yang terinfeksi tersebut.

"Positifnya bukan (dari vaksin). Kalau vaksin kan yang disuntikkan virus yang mati. Dia jalan-jalan ke Semarang," katanya.

Baca Juga: Pasca Penetapan PSBB Ketat Oleh Anies Baswedan Kepala Daerah Jabodetabek Kumpul, Sepakat Berbagi 'Beban' Demi Hentikan Penyebaran Virus Corona

Sebenarnya, kata dia, yang tidak boleh menjadi relawan itu warga yang pernah terpapar Covid-19.

Namun, jika sudah mendapat suntikan vaksin dan positif Covid-19, langkah selanjutnya adalah dilakukan penyuntikan ulang.

"Kalau di masyarakat memang kalau positif pertama kali itu gak boleh ikut, tapi pemantauan itu kalau dia positif dari mana-mana kita ulang (penyuntikan) dan kita pantau," ucapnya.

JIka ditilik dari sisi medis, orang yang sedang sakit memang tidak boleh mendapatkan vaksinasi apa pun.

Baca Juga: Virus Corona Dapat Bertahan Lebih dari Sebulan di Tubuh Anak, AAP Wajibkan Anak-anak Dapat Vaksin Influenza pada Akhir Oktober

Dilansir dari WebMD, ada dua kemungkinan yang mendasarinya. Pertama, vaksinasi akan membuat proses penyembuhan penyakit cenderung lebih lama.

Kedua, tubuh bisa jadi tidak memberikan “respons yang semestinya” terhadap vaksin tersebut.

Kusnandi mengimbau agar para relawan tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan meskipun sudah disuntik vaksin.

Baca Juga: Tak Seperti Dulu, Anies Baswedan Izinkan Masyarakat Beribadah Berjamaah di Lingkungan Sekitar selama PSBB Total

Terlebih berdasarkan ketentuan, kata dia, relawan tak boleh keluar kota dan menjaga kondisi tubuh dan imunitas.

"Relawan tetap mesti physical distancing dan cuci tangan dan pakai masker," katanya.

Saat ini vaksin yang didatangkan dari China itu sudah memasuki uji klinis tahap ketiga.

Uji klinis ini ditargetkan selesai akhir tahun 2020 dan mulai produksi secara masal di awal tahun 2021.(*)

 Baca Juga: Harapan Hidup Pasien Covid-19 yang Memiliki Penyakit Penyerta Kronis

 #berantasstunting

#hadapicorona