Find Us On Social Media :

Transplantasi Ginjal di Masa Pandemi Sedikit Berbeda, Terapkan Protokol Kesehatan yang Baru dan Ketat

Transplantasi ginjal di masa pandemi Covid-19.

GridHEALTH.id  - Sejak pandemi virus corona (Covid-19) melanda Indonesia, banyak rumah sakit yang menunda seluruh aktivitas penanganan para pasien penyakit tidak menular.

Salah satu pasien yang tertuda penanganannya adalah para pasien penyakit ginjal.

Dimana banyak pasien tersebut yang ingin melakukan tranplantasi ginjal namun terpaksa ditunda lantaran untuk meminimalisir risiko infeksi yang ada.

Diketahui transplantasi ginjal sendiri merupakan terapi penggantian ginjal dengan cara pencakokan ginjal dari ginjal yang berasal dari orang hidup atau mati kepada pasien gagal ginjal kronik.

Metode ini banyak dipilih lantaran memiliki banyak keuntungan di antranya seperti kuantitas hidup (usia) meningkat, kualitas hidup meningkat, diet lebih bebas, dapat melakukan perjalanan jauh, dan terasa lebih sehat.

Selain itu, fakta bahwa tingkat keberhasilan tranplantasi ginjal di Indonesia yang cukup komparatif dengan negara-negara maju membuat banyak pasien memilih metode ini.

Baca Juga: Universitas Oxford dan AstraZeneca Nyatakan Tak Akan Lanjut Uji Coba Vaksin Covid-19 Sebelum Dinyatakan Aman

Baca Juga: Sudah Pakai Masker Tapi Kasus Positif Covid-19 Terus Naik, Penyebabnya Sepele

Di Indonesia, berdasarkan penelitian yang dilakukan di RSCM, angka survival rate organ donor dalam 1 tahun pasca transplant adalah 92 %, dan 3 tahun pasca transplan adalah 90,6 %.

“Dalam penanganan pasien penyakit ginjal tahap akhir,pilihan terapi yang tersedia saat ini adalah dialisis (cuci darah) atau transplantasi. Secara umum, transplantasi ginjal merupakan metode terbaik,” terang Pokja Transplantasi Ginjal RSCM, Departemen Urologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Nur Rasyid, SpU (K).

Lebih lanjut, setelah beberapa bulan ditunda akibat pandemi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akhirnya mengumumkan membuka kembali layanan transplantasi ginjal ini.

Baca Juga: Tak Perlu Olahraga Berlebih, Posisi Ini Dipercaya Dapat Ringankan Gejala Covid-19

Kabar ini tentu menggembirakan bagi para pasien yang harus lama menunggu karena pandemi.

"layanan tranplantasi ginjal mulai berjalan kembali dengan memberlakukan protokol kesehatan yang baik dan ketat", terang Direktur Utama RSCM dr.Lies Dina Liastuti, SpJP (K), MARS saat re-launching ‘Unit Layanan Transplantasi Ginjal RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jumat (11/9/2020).

Adapun untuk prosedurnya sendiri memang memiliki sedikit perbedaan karena menerapkan protokol kesehatan baru yang ketat, baik dari sebelum operasi, selama operasi, maupun sesudah operasi.

Baca Juga: Ciri Susu yang Bisa Sebabkan Obesitas pada Anak, Bahkan Stunting, Jangan Dibeli

“Untuk tenaga kesehatan yang terlibat, RSCM mewajibkan untuk pemeriksaan swab real time (RT) PCR SARS-CoV-2 tiap 2 minggu,” sambung Kepala Departemen Urologi FKUI-RSCM, Dr. dr. Irfan Wahyudi, SpU(K)

Lebih lanjut, jika ada anggota tim transplantasi yang terpapar kasus probable atau confirmed Covid-19, anggota tim tersebut tidak diperbolehkan untuk ikut berpartisipasi.

Mereka tidak boleh ikut serta untuk sementara waktu hingga hasil swab terbukti negatif.

Baca Juga: Pulang Pemeriksaan Kesehatan, Gibran Rakabuming Jalani Isolasi Mandiri di Rumah, Kenapa?

Departemen Urologi FKUI-RSCM melakukan beberapa penelitian sebagai upaya mengetahui dampak pandemi terhadap kegiatan pelayanan dan pendidikan.

Hasil penelitian tersebut menjadi dasar kebijakan program kerja Departemen Urologi.

“Diharapkan, di era pandemi Covid-19. Departemen Urologi FKUI-RSCM mampu terus berkontribusi dalam menciptakan penelitian kedokteran yang aplikatif dan inovatif, terutama perihal dampak Covid-19 terhadap sistem urogenital,” jelasnya(*)

Baca Juga: Pasien Covid-19 di Tabanan Bali Ngamuk Usai Dinyatakan Positif, Para Nakes Ketakutan

 #berantasstunting #hadapicorona