GridHEALTH.id – Diabetes adalah penyakit kronis yang menjadi momok besar dunia, tak terkecuali di Indonesia, terlebih di masa pandemi Covid-19.
Banyak kasus infeksi Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta diabetes kondisi gawat dan berkahir kematian.
Karenanya diabetes yang bisa dicegah inim sebaiknya dihindari.
Apalagi saat ini jumlah penderita diabetes mellitus (DM), yang juga disebut ibu dari banyak penyakit berat, semakin bertambah.
International Diabetes Federation (IDF) mencatat jumlah penyandang diabetes mellitus di dunia pada 2015 sudah mencapai sekitar 415 juta jiwa!
Kondisi ini diprediksi meningkat menjadi 642 juta jiwa (55 persen) pada 2040.
Baca Juga: 3 Persen Angka Kematian Akibat Covid-19 di Indonesia Ternyata Ada di Bekasi
Indonesia menjadi negara ke-7 penderita diabetes terbanyak di dunia. Mencapai sekitar 10 juta penduduk.
Bagaimana cara menghindari penyakit diabetes?
Pola hidup sehat, makanan bergizi, dan olah raga, tentu wajib hindari manis, makan manis, minuman manis, sejak dini.
Bagaimana manajemen diabetes?
Pengendalian glukosa darah yang baik merupakan salah satu faktor penting dan telah terbukti dapat menurunkan risiko komplikasi pada penderita diabetes mellitus tipe 1 maupun diabetes mellitus tipe 2.
Dalam praktik klinik sehari-hari, pemeriksaan kadar glukosa darah, baik glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah post-prandial (GDPP), maupun sewaktu dan HbA1c dilakukan untuk menilai kendali glikemik penyandang diabetes mellitus.
Pemeriksaan itu semua, umumnya dilakukan di laboratorium pada pagi hari, pada rentang waktu tertentu atau pada saat penyandang berobat di klinik.
Tapi hal itu tidak dapat memberikan informasi yang akurat mengenai gambaran variabilitas glukosa darah harian yang sesungguhnya dari seorang penderita diabetes mellitus.
Maka dari itu, pematauan glukosa darah mandiri (PGDM) yang terstruktur dengan alat glukometer yang baik diperlukan.
Kkarena dapat memberikan informasi mengenai variabilitas kadar glukosa darah harian penderita diabetes.
Penting diketaui, PGDM adalah pemeriksaan gulkosa darah berkala yang dilakukan dengan menggunakan glukometer oleh penderita diabetes sendiri atau keluarganya.
PGDM semestinya dilakukan oleh penderita diabetes maupun keluarga pasien yang telah mendapatkan edukasi dari tenaga kesehatan terlatih.
Ingat, kesalahan cara menggunakan glukometer dapat menghasilkan nilai glukosa darah atau gula darah yang tidak akurat hingga 91-97 persen.
Manfaat cek gula darah secara mandiri
Baca Juga: Studi: Orang yang Berbicara Menggunakan Bahasa Inggris Lebih Mudah Terpapar Virus Corona
Pemeriksaan glukosa darah mandiri dapat memberikan informasi tentang variabilitas gula darah harian seperti glukosa darah setiap sebelum makan, satu atau dua jam setelah makan, atau sewaktu-waktu pada kondisi khusus.
Baca Juga: Palestina dan Israel Dilanda Pandemi, Masjid Al Aqsa Ditutup 3 Minggu
Melansir Buku Pedoman Pengelolaan-Glukosa Darah Mandiri tahun 2019 yang diterbitkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), PGDM dapat memperbaiki pencapaian kendali glukosa darah, menurunkan morbilitas, mortalitas, serta menghemat biaya kesehatan jangka panjang yang terkait dengan komplikasi akut maupun kronik diabetes mellitus.
Penggunaannya secara terintegrasi dan terstruktur dapat menurunkan HbA1c secara signifikan.(*)
Baca Juga: Fix, Menteri Muhajir Ingin Indonesia Terapkan Herd Immunity, Tapi Ini Syaratnya
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Cara Cek Gula Darah Secara Mandiri dengan Glukometer”