Find Us On Social Media :

Orangtuanya Tak Dapat Bantuan Pemerintah Selama Lockdown, Bocah 5 Tahun Akhirnya Meninggal Kelaparan

Ilustrasi anak meninggal kelaparan karena lockdown di masa pandemi Covid-19.

GridHEALTH.id - Pandemi virus corona (Covid-19) yang melanda, membuat sebagian besar negara di dunia memilih untuk memberlakukan aturan lockdown di wilayahnya.

Salah satu negara yang masih memberlakukan aturan lockdown sampai saat ini adalah India.

Sayangnya aturan lockdown yang dilakukan di negara Bolyywood tersebut justru menambah krisis baru pada sektor ekonomi dan sosial.

Terbaru seorang gadis berusia 5 tahun bernama Sonia Kumari dikabarkan meninggal kelaparan akibat aturan lockdown ini.

Hal ini dikarenakan orangtua bocah tersebut tidak bekerja selama pandemi dan juga tidak menerima bantuan dari pemerintah India.

Dilansir dari The Telegraph, Sonia tinggal bersama orangtua dan dua saudara kandungnya di Desa Nagla Vidhichand, dekat kota Agra, India, dalam kondisi sangat miskin.

Sonia meninggal pada 25 Agustus 2020 lalu karena orang tuanya tidak mampu lagi membeli makanan atau obat-obatan untuk dirinya.

Baca Juga: Hanya Tersisa 21 RSUD di Jakarta, Prediksi Anies Baswedan Berujung Nyata: 'Tanggal 17 September Tempat Tidur Isolasi Akan Penuh'

Baca Juga: Ancaman Klaster Pilkada Kian Nyata, Ada 243 Pelanggaran Protokol Kesehatan yang Dilakukan Bacalon Kepala Daerah

Ibu Sonia, Sheela, adalah satu-satunya pencari nafkah bagi keluarganya. Dia bekerja di lokasi konstruksi sebelum pandemi virus corona. Ayah Sonia, Pappu, tidak bisa bekerja karena menderita gangguan pernapasan.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) telah memperingatkan bahwa 400 juta orang India akan semakin terperosok ke dalam jurang kemiskinan karena pandemi Covid-19.

Karena pandemi virus corona juga, pengangguran di Negeri “Anak Benua” itu melonjak tajam.

Baca Juga: Ari Lasso Kembali Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Low Back Pain, 4 Hal Ini Jadi Penyebab Nyeri Pinggang pada Pria

Situs bangunan tempat Sheela bekerja ditutup setelah India menerapkan lockdown secara tiba-tiba pada 25 Maret 2020 dan baru dibuka kembali secara bertahap mulai 1 Juni 2020 kemarin.

Seperti 90 % orang India lain, Sheela bekerja secara informal. Dia menggantungkan hidupnya pada upah harian, tanpa tabungan finansial.

Kepada India Today TV, Sheela mengatakan bahwa selama bulan pertama lockdown dia tidak dapat bekerja sama sekali dan keluarganya tidak punya apa-apa untuk dimakan.

Tetangga mereka memberi mereka sedikit makanan selama 15 hari tetapi tidak dapat memberikan dukungan jangka panjang untuk mereka.

Putrinya, Sonia, jatuh sakit setelah mereka tidak makan apa pun selama sepekan penuh.

Baca Juga: Klaster Kementerian Banyak Menyumbang Kasus Covid-19 di DKI Jakarta, Kemenkes Paling Tinggi

Selama berbulan-bulan, kondisi Sonia semakin memburuk karena dia hanya makan sesekali saat ibunya bisa mendapatkan pekerjaan di lokasi konstruksi.

Kakak Sonia, Pooja, mengatakan kepada The Hindu bahwa beberapa hari sebelum adiknya meninggal, mereka tidak makan sebutir makanan pun.

“Pada hari-hari sebelum kematian Sonia, kami makan biskuit Parle-G dengan air,” kata Pooja.

Di bawah skema Ayushman Bharat, rakyat miskin di India sebenarnya mendapatkan perawatan medis gratis.

Namun skema tersebut tidak bisa menjangkau semua masyarakat miskin di India karena masalah birokrasi.

Baca Juga: Merasa Umurnya Tak Panjang Lagi, Penyanyi Iis Sugianto Ungkap Gejala Awal Covid-19: Lidah Saya Mati Rasa, Seperti Ada Rasa Belerang

The Hindu melaporkan tidak ada satu pun warga di desa Nagla Vidhichand yang memiliki kartu Ayushman Bharat.

Teorinya, Pemerintah India juga harus memberikan jatah makanan gratis kepada masyarakat miskin dan telah berkomitmen untuk melakukannya hingga akhir November.

Sementara, desa tempat Sonia tinggal tidak menerima jatah itu dan keluarganya mengklaim bahwa mereka diminta untuk membayar suap cukup tinggi agar bisa mendapat kartu Ayushman Bharat.

Awalnya, pemerintah setempat mengatakan kematian Sonia disebabkan karena muntah dan diare serta menyangkal adanya kelaparan di desa tersebut.

Baca Juga: Pondok Ranggon 5,5 Bulan Lalu dan Sekarang, Patuhi Protokol Kesehatan atau Jadi Penghuninya

Tetapi The Hindu menemukan bukti bahwa penduduk tidak makan selama berhari-hari.

"Orang-orang ini tampaknya diberi makan secara tidak optimal selama kurun waktu yang yang berkelanjutan," kata seorang pakar kesehatan masyarakat kepada The Hindu yang enggan disebutkan identitasnya.

"Asupan makanan mereka yang buruk, adanya penyakit, dan kurangnya sanitasi mendorong mereka, perlahan tapi pasti, melewati batas kelaparan,” sambung dia.

Setelah The Hindu mewartakan temuannya, pihak berwenang langsung memberi keluarga Sonia santunan berupa 50 kilogram tepung, 40 kilogram beras, serta kartu jatah bantuan.

Baca Juga: Viral Odading Mang Oleh hingga Antreannya Mengular, Lihat Nilai Gizi Roti Goreng Kegemaran Keluarga SBY

Sementara itu diketahui, berdasarkan data terbaru dari Worldometers, India masih berada di urutan dua dunia sebagai negara yang paling terdampak oleh Covid-19, dibawah Amerika Serikat.

Disebutkan bahwa per Kamis 17 September 2020, total India mencatatkan kasus sebanyak 5,122,846 kasus positif COvid-19.

Dari data tersebut 83,257 pasien telah dinyatakan meninggal, 4,025,079 pasien sembuh, dan sisanya 1,014,510 pasien masih aktif mendapatkan perawatan medis.(*)

Baca Juga: 3 Penyakit Diawali dengan Gejala Nyeri Dada, Lebih Baik Terdeteksi Dini Daripada Setelah Parah

 #berantasstunting #hadapicorona