Hal tersebut dipaparkan dalam Webinar Kesehatan yang diselenggarakan Siloam Hospitals Dhirga Surya Medan, Sabtu (19/09/2020).
Dokter spesialis, dr. Tri Adi Mylano, Sp.JP (K), FIHA., dari Siloam Hospitals Dhirga Surya Medan mengatakan, penyebab nyeri dada sangat bervariasi.
Baca Juga: Obati Biduran dengan 10 Pilihan Antihistamin Alami, Ada yang Dimakan dan Untuk Mandi
Namun, kondisi tersebut dinilai berbahaya bila disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah.
"Rasa nyeri pada wilayah organ dada manusia merupakan tanda akan timbulnya serangan jantung akibat berbagai faktor internal pada jantung, misalnya adanya sumbatan pada aliran darah dan pembuluh darah hingga melemahnya kerja jantung dan peradangan," tutur dr. Adi .
Penting juga diketahui, selain penyakit jantung, nyeri dada juga bisa disebabkan oleh kondisi lain.
Di antaranya penyakit paru-paru, seperti penyumbatan pembuluh darah di paru-paru (emboli paru), radang pada selaput yang membungkus paru-paru (pleuritis), tekanan yang tinggi pada pembuluh darah di paru-paru (hipertensi pulmonal), abses paru, dan atelektasis atau paru-paru yang kempis (kolaps).
Dr. Adi mengingatkan para peserta, jika penderita jantung dengan gejala awal nyeri dada, semakin meningkat.
Bahkan menurutnya dalam kurun beberapa tahun terakhir, penderitanya diketahui dari pasien yang berusia muda.