GridHEALTH.id - Sudah menjadi rahasia umum bila mi instan termasuk ke dalam makanan yang tidak sehat.
Bahkan banyak penelitian yang menyebut bahwa kebanyakan mengonsumsi mi instan dapat memicu masalah kesehatan yang serius.
Hal ini dikarenakan mi instan kaya akan karbohidrat, namun kandungan serat, protein, vitamin, dan mineral tergolong sangat sedikit.
Selain itu, dalam satu bungkus mie instan terdapat bumbu yang mengandung banyak monosodium glutamate (MSG) atau micin dan garam sodium.
Perlu diketahui, setelah selesai menghabiskan satu porsi mie instan itu berarti sekitar 1.700 miligram sodium akan masuk ke tubuh.
Jumlah tersebut telah mencukupi sekitar 85% kebutuhan garam per hari dari batasan yang telah direkomendasikan.
Bila tubuh mengalami kelebihan garam, akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang, seperti peningkatan berat badan, hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung.
Tak hanya penyakit itu saja, penelitian yang dilakukan oleh Dr Hyun Joon Shin di Amerika menunjukkan risiko kesehatan yang lebih besar bagi wanita yang sering makan mi instan.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam Journal of Nutrition itu menyebutkan, wanita yang mengonsumsi mi instan dua kali atau lebih dalam seminggu akan berisiko lebih tinggi terkena sindrom metabolik dibandingkan dengan yang tidak makan mie instan sama sekali.
Dikutip dari Mayo Clinik, sindrom metabolik adalah akumulasi gangguan kesehatan yang muncul secara bersamaan.
Misalnya peningkatan tekanan darah, kadar gula darah yang tinggi, kelebihan lemak di sekitar pinggang, serta kenaikan kadar kolesterol yang tidak biasa.
Beberapa penelitian juga mengatakan bahwa kandungan MSG dapat berdampak negatif bagi kesehatan.
Satu studi menemukan bahwa MSG dapat menyebabkan pembengkakan dan kematian sel-sel otak dewasa.
Meskipun MSG kemungkinan aman dalam jumlah sedang, beberapa orang mungkin memiliki sensitivitas terhadap MSG dan harus membatasi asupannya.
Kondisi ini dikenal sebagai kompleks gejala MSG. Penderita mungkin mengalami gejala-gejala seperti sakit kepala, otot tegang, mati rasa dan kesemutan.
Seorang ahli gizi di New York University, Lisa Young mengatakan, sebenarnya mi instan boleh dikonsumsi asalkan tidak setiap hari.
Ia juga menyarankan, sebaiknya mi instan dikonsumsi dengan mengombinasikan makanan yang bukan makanan pemrosesan dan lebih sehat, seperti sayur dan telur.
Bila kita terbiasa mengonsumsi mie instan setiap hari, maka mulailah dengan mengurangi porsinya secara perlahan namun pasti.
Ada baiknya diimbangi dengan memperbanyak makan makanan sehat dan bergizi variatif, seperti buah dan sayur, untuk menjaga kesehatan tubuh.(*)
#berantasstunting #hadapicorona