Find Us On Social Media :

IMF Prediksi Krisis Karena Pandemi Covid-19 Sangat Lama, Utang-utang Negara Pembayarannya Ditangguhkan

Peringatan IMF kepada negara anggota mengenai krisis karena terdampak pandemi Covi-19 bisa lebih lama dari yang dibayangkan.

GridHEALTH.id - Pandemi global Covid-19 melanda, ekonomi banyak negara langsung dibuat merana.

Bahkan banyak negara sudah mengalami resesi, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Ironis! Hanya 3 Persen Warga Jabodetabek yang Sadar Akan Pentingnya Menjaga Jarak di Pasar

Lebih menyedihkannya lagi, krisis ekonomi banyak negara bisa mengerikan akibat dari dampak pandemi global Covid-19 yang bisa berlangsung lebih lama dari yang dibayangkan.

Mengenai hal itu, International Monetary Fund (IMF) telah memberikan peringatan kepada negara-negara anggotanya.

Dana moneter internasionak alias IMF yang kini beranggotakan 189 negara mengatakan, krisis karena virus corona berlangsung lebih lama dari yang diperkirakan.

Baca Juga: Fakta Kontroversial Rapid Test Bukan Rekomendasi IDI dan Hasilnya Palsu

Karena hal ini, IMF memandang beberapa negara butuh waktu bertahun-tahun untuk kembali tumbuh.

Seorang juru bicara IMF mengatakan, mengutip Reuters (24 September 2020), sejak dimulainya krisis kesehatan IMF telah menyediakan sekitar US$ 90 miliar pembiayaan untuk 79 negara, termasuk 20 negara di Amerika Latin.

Baca Juga: Bintik Merah Corona, Ruam di Kulit Gejala Lain Infeksi Covid-19?

Di sebuah pertemuan online yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Strategis dan Internasional, First Deputy Managing Director IMF Geoffrey Okamoto mengatakan, ia terus bekerja dengan negara-negara anggota tentang cara mengatasi pandemi dan mengurangi dampak ekonominya.

"Kami mencoba untuk mempertahankan kekuatan finansial kami," kata Okamoto seperti dikutip Reuters.

"Kami berbicara tentang ... kembali ke pertumbuhan yang akan memakan waktu beberapa tahun."

Baca Juga: Jadi Masalah Kehamilan Paling Umum, Gunakan 8 Cara Ini untuk Usir Kegerahan pada Ibu Hamil

"Dan banyak negara di sepanjang jalan yang mungkin akan membutuhkan bantuan."

Ekonomi Amerika Latin dan Karibia yang paling terpukul di dunia oleh pandemi, melaporkan sekitar 8,4 juta kasus virus corona, dan lebih dari 314.000 kematian.

Keduanya merupakan angka tertinggi di wilayah mana pun.

Okamoto mengatakan pada acara tersebut, pejabat IMF sedang dalam pembicaraan dengan Kelompok G20 tentang memperpanjang penghentian sementara pembayaran pembayaran utang bilateral resmi, oleh negara-negara berpenghasilan rendah di bawah Debt Service Suspension Initiative (DSSI), dan bagaimana memulai partisipasi sektor swasta.

Baca Juga: Deteksi Dini Diabetes Pada Bayi Mengapa Penting? Ini Kata Ahli

Baca Juga: Tak Perlu Operasi, 3 Cara Ini Ternyata Bisa Hilangkan Double Chin

Inisiatif G20 yang disetujui pada April akan berakhir pada akhir tahun.

Tetapi para ahli dan pejabat pemerintah di banyak negara telah mendukung untuk memperpanjangnya hingga 2021.

Yakni dengan keputusan yang diharapkan dalam beberapa minggu dan bulan mendatang.

Baca Juga: Terganggu Karena Memiliki Panu, Basmi Dengan Bahan-bahan Alami Ini

Masalah tersebut bisa muncul ketika para menteri keuangan dari negara maju Kelompok G7 bertemu secara online pada hari Jumat.

Pada bulan Agustus, para menteri sepakat untuk mempertimbangkan perpanjangan DSSI.

Para pejabat Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lainnya telah mendesak G20 untuk memperluas upaya mereka untuk memasukkan negara-negara berpenghasilan menengah dan negara-negara pulau yang dilanda jatuhnya pariwisata.

Baca Juga: 4 Bulan Jadi Relawan Pemakaman Jenazah Covid-19, Polisi Ini Meninggal Dunia Akibat Terpapar Virus Corona, Sering Bicarakan tentang Dekontaminasi

Masalah keberlanjutan utang menjadi "prioritas utama" bagi pejabat IMF, kata Okamoto.

Ia mencatat bahwa banyak negara di Amerika Latin mengalami kesulitan utang sebelum virus corona. Setelah pandemi Covid-19 melanda, memperburuk tekanan tersebut.

Baca Juga: Fakta, Darah Haid Dapat Mengungkapkan Adanya Kista Pada Wanita

DSSI memberi IMF lebih banyak waktu untuk menilai gambaran utang penuh untuk negara-negara ini, katanya.

"Ini berlangsung lebih lama dari yang kami perkirakan, dan itu akan sedikit mengubah dinamika dari apa yang kami anggap berkelanjutan dalam jangka panjang."

Ia mengatakan IMF terus meminta negara-negara kaya untuk mendanai dua program khusus IMF yang memberikan pinjaman kepada negara-negara miskin.

Amerika Serikat, pemegang saham terbesar di IMF, telah mengisyaratkan harapannya untuk berkontribusi, tetapi sejauh ini belum ada dana yang disediakan untuk program-program tersebut.(*)

Baca Juga: PSBB Ketat Sempat Terancam Tidak Disetujui, Pengamat: 'Komunikasi Antara Pusat dan DKI Jakarta Terganggu dalam Menangani Covid-19'

#berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini pernah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Pejabat IMF ingatkan virus corona akan bebani sejumlah negara selama bertahun-tahun"