GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 nyatanya menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang.
Terlebih bagi pasien Covid-19 tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG) yang kerap terlohat tidak sakit, namun rupanya ia membawa virus corona.
Baca Juga: Catat! Persalinan Ibu Hamil Suspek dan Probable Covid-19 Kini Harus di RS Rujukan
Untuk itu, setiap orang wajib waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan di manapun berada.
Tak terkecuali bagi ibu hamil di trimester 3, pasalnya di masa pandemi Covid-19 ini, ada beberapa hal yang wajib diperhatikan sebelum melahirkan.
Ibu hamil di trimester 3 wajib menjalani serangkaian pemeriksaan tambahan untuk memastikan persalinan di masa pandemi tetap aman untuk ibu dan bayi.
"Pada saat menjelang persalinan, ibu hamil akan melalui proses pemeriksaan tambahan yaitu pemeriksaan screening Covid-19," kata dokter spesialis kandungan dari Primaya Hospital Karawang, dr Fredy Lisnan SpOG, dikutip dari Kompas.com, Kamis (25/5/2020).
Screening atau pemindaian untuk ibu hamil dengan usia kehamilan di trimester tiga antara lain:
Baca Juga: Dihitung Secara Statistik, Guru Besar UGM Sebut Pandemi Infeksi Covid-19 Berakhir Februari 2021
- Rontgen dada
- Pemeriksaan hitung jenis darah (blood differential count)
- Rapid test
- Swab test atau PCR jika diperlukan
Fredy menambahkan, pemeriksaan tersebut dapat sedikit berbeda antar-rumah sakit. Ini bergantung pada kebijakan setiap rumah sakit itu sendiri.
Screening sebelum bersalin, dikatakan Fredy, bertujuan untuk mengetahui keadaan ibu hamil yang akan bersalin, melindungi pasien lain yang sedang dirawat, serta melindungi tim di rumah sakit.
Tidak hanya itu, hal terpenting lainnya yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan persalinan adalah memastikan rumah sakit yang dituju telah menerapkan pemisahan alur pasien infeksius dan non-infeksius.
Sementara itu, berdasarkan laman WebMD, adapun tes-tes ini biasa dilakukan pada trimester ketiga kehamilan:
Baca Juga: Khasiat Susu Sebagi Pelengkap Gizi Seimbang, Juga Mencegah Covid-19
1. Skrining streptokokus grup B
Usap organ kewanitaan dan rektal diambil pada usia kehamilan 35 sampai 37 minggu untuk mendeteksi bakteri streptokokus grup B.
Meskipun grup B strep dapat terjadi pada hingga 30% dari semua wanita sehat, itu adalah penyebab utama infeksi yang mengancam jiwa pada bayi baru lahir dan juga dapat menyebabkan cacat intelektual, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran.
Wanita dengan hasil tes positif dirawat dengan antibiotik selama persalinan untuk melindungi bayi dari infeksi saat lahir.
Sebagai alternatif, dokter atau bidan mungkin memilih untuk tidak menguji strep, tetapi merawat selama persalinan jika faktor risiko tertentu berkembang.
2. Pemantauan jantung janin elektronik
Pemantauan jantung janin elektronik dilakukan selama kehamilan, persalinan, dan persalinan untuk memantau detak jantung janin.
Denyut jantung janin dapat menunjukkan apakah janin dalam keadaan sehat atau bermasalah dan dapat dilakukan kapan saja setelah 20 minggu.
Baca Juga: Cara Meracik Daun Kumis Kucing Sebagai Obat Herbal Kencing Batu
3. Tes non-stres
Dilakukan setiap minggu pada banyak kehamilan berisiko tinggi, seperti dalam kasus di mana seorang wanita mengandung lebih dari satu janin, atau menderita diabetes atau tekanan darah tinggi.
Tes ini melibatkan penggunaan monitor janin yang diikatkan di perut ibu untuk mengukur janin, detak jantung saat bergerak.
4. Tes stres kontraksi
Juga dilakukan pada kehamilan risiko tinggi, monitor janin mengukur detak jantung bayi sebagai respons terhadap kontraksi yang dirangsang oleh oksitosin (Pitocin) atau stimulasi puting.
Dokter menggunakan pengukuran untuk memprediksi seberapa baik bayi akan mengatasi stres persalinan. (*)
#hadapicorona