Find Us On Social Media :

Ada 1.515 Klaster Keluarga di DKI Jakarta, Dokter Reisa: 'Ciptakan Suasana Tenang dan Jauhi Sumber Kepanikan'

Dokter Reisa Broto Asmoro berikan saran untuk jauhi kepanikan dalam keluarga

Selain itu, panik atau stres juga dapat menurunkan limfosit tubuh atau sel darah putih yang membantu melawan infeksi.

Semakin rendah tingkat limfosit, semakin berisiko terkena virus, termasuk flu dan pilek biasa.

Baca Juga: Angka Kematian Covid-19 Lebih dari 10 Ribu, Ahli Epidemiologi: Angka Sebenarnya di Lapangan Lebih Tinggi 3 Kali Lipat dari Laporan Pemerintah

Dilansir dari Cleveland Clinis, tingkat panik atau stres yang tinggi juga dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, bahkan bisa mengarah ke tingkat peradangan yang lebih tinggi.

Dalam jangka panjang, tingkat peradangan yang tinggi mengarah ke sistem kekebalan yang terlalu banyak bekerja dan lelah yang tidak dapat melindungi tubuh dengan baik.

Baca Juga: Siap-siap Pasien Covid-19 Jalani Isolasi Mandiri Berbayar di Hotel, Dinkes DKI: 'Kami Membantu Ekonomi Hotel'

Itulah mengapa setiap orang wajib menguragi kepanikan meski jumlah kasus Covid-19 semakin meningkat setiap harinya. (*)

#hadapicorona