Find Us On Social Media :

Risiko Mengobati Kanker dengan Obat Herbal, Penanganan Penyakit Malah Bisa Terhambat

Ilustrasi - Obat herbal Kanker.

Dalam penelitian pada hewan, harus dilakukan pengamatan terhadap semua organ seperti ginjal, otak, hati, tulang dan jaringan.

“Setelah itu baru lanjut ke manusia, aman nggak untuk manusia. Dilihat lagi itu (pengamatan organ) semua! Nggak bisa main sembarangan!” tuturnya.

Selanjutnya saat ditanya tentang bagaiaman obat herbal yang aman untuk penderita kanker untuk terapi penunjang, Walta menekankan bahwa bahkan untuk terapi penunjang pertimbangan tentang kemanan bagi tubuh yang utama.

Baca Juga: Penyebab Testing Covid-19 di Indonesia Dibawah Standar WHO, Wiku; Stigma Negatif

“Aman buat tubuh! Misal suatu zat dimasak, betulkah aman dia buat ginjal. Misal orang berat 50, 30 dan 100 kg tentu kadarnya tak sama," kata Walta.

"Itulah proses yang harus dilalui yang disebut uji klinis fase 1,2,3. Kalau sudah masuk fase 3 tertinggi, dia bisa dicobakan ke manusia. Cukup aman dan efektif, berguna,” tegasnya.

Walta menekankan obat herbal merupakan obat yang digunakan berdasarkan pengalaman, belum melalui uji klinis sehingga penggunaan harus sangat berhati-hati.

Ia juga menyebut untuk tak mudah percaya tentang klaim orang yang bisa sembuh dengan obat herbal.

Baca Juga: 7 Panduan Aman Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19 di FasKes