Find Us On Social Media :

Kabar Baik, Rapid Test Antigen Bisa Digunakan di Indonesia dan Gantikan Rapid Test Antibodi

Ilustrasi - Antigen disebut bisa diterapkan di Indonesia.

 

GridHEALTH.id - Rapid test antigen belakangan tengah hangat menjadi perbincangan publik di masa pandemi virus corona (Covid-19) ini.

Bagaimana tidak, pasalnya rapid test antigen ini mendapat rekomendasi langsung dari organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai skrining awal Covid-19.

Selain itu, rapid test antigen juga tak kalah cepat dari rapid test antibodi yakni sekitar 15 menit penggunaan serta harganya pun disebut lebih murah.

Menanggapi kabar tersebut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito mengakui bahwa rapid test antigen ini berpeluang digunakan di Indonesia.

Bahkan bisa menggantikan rapid test antibodi yang selama ini menjadi perdebatan berbagai pihak di Indonesia.

Baca Juga: Risiko Mengobati Kanker dengan Obat Herbal, Penanganan Penyakit Malah Bisa Terhambat

Baca Juga: Hari Lansia Internasional; Rekomendasi Bagi Lansia Menjelang Akhir Masa Tanggap Darurat Covid-19

"Tentunya alat ini bisa digunakan di Indonesia sesuai yang direkomendasikan WHO dan bisa menggantikan rapid test antibody, dan fungsi screening yang dilakukan rapid test tersebut menjadi lebih efektif dan tidak menjadi beban untuk RT PCR sebagai standar penegakan diagnosa," ungkapnya dalam jumpa pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (29/9/2020).

Selain itu Satgas Penanganan Covid-19 tengah mengkaji sasaran prioritas vaksin yang disesuaikan dengan kelompok risiko penularan virus Covid-19.

Termasuk elemen-elemen yang diperlukan dalam vaksinasi itu mulai dari penyediaan, pembiayaan, serta mekanisme infrastruktur yang perlu disiapkan.

Baca Juga: Punya Khasiat Alami, Minum Infused Water Seledri Bisa Turunkan Darah Tinggi

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 ini meminta masyarakat bersabar menunggu pemerintah mematangkan rencana vaksinasi untuk masyarakat.

Ia memastikan pemerintah akan menyampaikan kepada masyarakat sebelum pelaksanaannya.

"Nanti setelah rencana matang dan jelas, akan kami sampaikan kepada masyarakat rencana vaksinasi itu lebih detail. Dan tentunya itu disesuaikan dengan ketersediaan vaksin yang ada untuk melindungi seluruh masyarakat Indonesia," jelas Wiku masih menjawab pertanyaan media.

Baca Juga: 5 Perbedaan Pilek Karena Infeksi Virus Corona dan atau Flu Biasa

Wiku juga menyayangkan adanya persepsi di masyarakat yang menyatakan kebal terhadap Covid-19.

Ia kembali menekankan bahwa tidak ada masyarakat yang kebal terhadap Covid-19, tanpa mengenal strata sosial, ataupun jabatan seseorang.

"Jangan sekali-kali kita berpikir karena rajin berolah raga atau berdiam diri di rumah, kita bisa kebal. Karena tertular itu bisa mudah terjadi dari siapapun yang kita temui," kata Wiku.

Baca Juga: Punya Khasiat Alami, Minum Infused Water Seledri Bisa Turunkan Darah Tinggi

Sementara itu diketahui sebelumnya kabar gembira diumumkan WHO dimana sebuah tes cepat 15 menit yang mudah dan murah akan segera diluncurkan.

Mirip dengan tes kehamilan di rumah, tes antigen dinilai lebih baik daripada PCR (polymerase chain reaction) yang butuh waktu lama dan harus dilakukan di laboratorium.

Tes antigen ini disebut-sebut sebagai 'rencana yang dapat mengembalikan hidup kita', ditemukan oleh ahli epidemiologi Harvard, Dr Michael Mina yang menyarankan agar jutaan tes antigen ini disebar ke tempat-tempat yang menjadi hotspot epidemik (episentrum).

Baca Juga: 5 Perbedaan Pilek Karena Infeksi Virus Corona dan atau Flu Biasa

Mina percaya, tes antigen yang disebar ke berbagai tempat, terutama negara-negara miskin dan berkembang, merupakan strategi baru untuk mengalahkan virus sebelum vaksin ditemukan.

Untuk diketahui, tidak seperti tes PCR yang menguji genom RNA virus corona, tes antigen menguji bagian protein virus.

PCR sedikit lebih sensitif tetapi PCR sering menemukan RNA potongan virus yang tidak menular meskipun nantinya bisa menularkan.

Baca Juga: 7 Panduan Aman Imunisasi Anak Saat Pandemi Covid-19 di FasKes

Saat ini, WHO hanya menyetujui untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah dengan sumber daya rendah.

Mina mengingatkan, orang tanpa gejala Covid-19 sering kali memiliki viral load yang mirip dengan orang yang bergejala, dan keduanya dapat menular.(*)

Baca Juga: 11 Pasangan Dipilih Asmirandah dan Jonas Rivanno Untuk Program Bayi Tabung Gratis

 #berantasstunting #hadapicorona