Find Us On Social Media :

Semangat juga Ketulusan Rumah Sakit dan Nakes Runtuh Seketika, Disebut Meng-Covid-kan Pasien Oleh Politikus

Semangat dan ketulusan ruah sakit juga nakes Indonesia runtuh seketika setelah muncul opini meng-Covid-kan pasien.

GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 di Indonesia masih terjadi.

Kasus Covid-19 terus ada dan terjadi. Rumah sakit tidak pernah sepi oleh pasien Covid-19.

Baca Juga: Akumulasi Kasus Covid-19 Jakarta Tembus 80 Ribu, Anies Baswedan Malah Dikabarkan Dirawat di RS Royal Sunter

Kasus sembuh dan kematian yang terjadi di rumah sakit akibat Covid-19 memang mencolok.

Meski kasus sembuh ada peningkatan, tapi kasus kematian karena Covid-19 terus naik.

Tapi entah mengapa minggu lalu ada yang menyebutkan jika rumah sakit sengaja meng-Covid-kan pasien.

Baca Juga: Harga Tes PCR Dibanderol Rp 900 Ribu, Ahli Epidemiologi: 'Harusnya Semuanya Disubsidi Pemerintah'

Maksudnya adalah rumah sakit sengaja mendiagnosis pasien dengan penyakit Covid-1.

Mengenai hal tersebut Ketua Umum Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Kuntjoro Adi Purjanto menilai, hal tersebut dapat berdampak buruk pada pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Baca Juga: Aktor Sinetron 'Gerhana' Piere Roland Terkena Diabetes Tipe 1, Begini Gejala yang Dialaminya Hingga Membuatnya Kejang

Hal itu disampaikan Kuntjoro dengan serius saat menanggapi pernyataan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang menyatakan ada rumah sakit yang sengaja mendiagnosis pasien dengan penyakit Covid-19, padahal tidak terinfeksi virus corona.

"Terbangunnya opini 'rumah sakit meng-Covid-kan pasien' menimbulkan stigma dan pengaruh luar biasa pada menurunnya kepercayaan publik terhadap rumah sakit dan meruntuhkan semangat dan ketulusan pelayanan yang dilaksanakan rumah sakit dan tenaga kesehatan," kata Kuntjoro dalam keterangan tertulisnya, Minggu (4/10/2020).

Baca Juga: Benarkah Minuman Bersoda Bikin Haid Jadi Lancar? Ini Kata Dokter

Pernyataan kontroversial itu, menurut Kuntjoro, dapat berdampak negatif, sehingga masyarakat menilai buruk pelayanan rumah sakit.

"Hal ini dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif dalam pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit kepada pasien dan masyarakat umum," ujar dia.

Masih menurut Kuntjoro, pernyataan yang tak disertai fakta, bukti, atau tidak terbukti kebenarannya, akan membangun persepsi keliru yang seolah-olah rumah sakit melakukan perilaku yang kecurangan.

Persepsi keliru dan opini tersebut membuathkan misinformasi dan disinformasi.

Baca Juga: 3 Masalah Kesehatan Fatal di Masa Pandemi Covid-19, Bisa Dialami Jika Masih Mengonsumsi Susu Dengan Ciri Seperti Ini

Hal ini tentu merugikan pelayanan rumah sakit dalam penanganan pandemi Covid-19.

Ia menambahkan, jka pernyataan tersebut benar dan dapat dibuktikan secara sah, Persi mendukung pemberian sanksi terhadap oknum petugas atau institusi rumah sakit yang melakukan kecurangan meng-Covid-kan pasien.

Baca Juga: Jokowi Kesal Impor Garam Makin Banyak Tiap Tahun, Padahal Pemberi Rasa Asin Ini Bisa Sebabkan Beragam Dampak Buruk bagi Kesehatan

Persi, papar Kuntjoro, terbuka terhadap semua masukan dan kritik untuk memperbaiki penanganan Covid-19 di seluruh rumah sakit.

"Persi mengimbau, mengajak, dan senantiasa berkolaborasi kepada para pihak yang berkepentingan memperbaiki pelayanan kesehatan dalam penanganan pandemi Covid-19," jelas Kuntjoro.

Memang beberapa waktu lalu ada statements yang menyatakan rumah sakit meng-Covid-kan pasien.

Baca Juga: Anies Baswedan Dikabarkan Sakit Terpapar Covid-19, Wagub DKI Jakarta Angkat Bicara

Hal itu terjadi setelah Moeldoko menyoroti tentang definisi ulang tentang kematian pasien yang selalu dikaitkan dengan Covid-19.

Kala itu Moeldoko menyatakan, "Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan sampai semua kematian itu selalu dikatakan karena Covid-19," kata Moeldoko saat bertemu Ganjar Pranowo di kantornya, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (1/10/2020).

Menurutnya, definisi tersebut perlu diluruskan agar tidak disalahartikan.

Sebab, sudah banyak terjadi, orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, didefinisikan meninggal karena Covid-19.

Baca Juga: Obat Malaria Gagal Melindungi Presiden Amerika Serikat Donald Trump Terkena Virus Corona Padahal Sejak Awal Pandemi Rutin Minum Meski Diperingatkan WHO

"Jangan semua kematian itu selalu karena Covid-19. Ini perlu diluruskan. Jangan sampai ini menguntungkan pihak-pihak yang ingin mencari keuntungan dari definisi itu," kata dia.

Moeldoko menilai harus ada tindakan serius agar isu yang menimbulkan keresahan pada masyarakat ini segera tertangani.

Baca Juga: Dicerai Istri saat Dipenjara, Nasib Zumi Zola Kian Tragis, Alami Diabetes hingga Hampir Kehilangan Indera Penglihatan

Mengenai hal tersebut, Ganjar membenarkan bahwa isu itu sudah menimbulkan keresahan di masyarakat.

Bahkan, kejadian itu sudah pernah terjadi di Jawa Tengah.

Baca Juga: Sengaja Pamer di Depan Publik Setelah Dikabarkan Kondisinya Memburuk, Donald Trump Dinilai Para Dokter Memainkan Drama Politik yang Mempertaruhkan Nyawa Orang Lain

"Tadi Pak Moeldoko tanya, itu bagaimana ya banyak asumsi muncul semua yang meninggal di rumah sakit di-Covid-kan.

Ini sudah terjadi di Jawa Tengah, ada orang diperkirakan Covid terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar," ucap Ganjar yang juga mengatakan, setelah hasilnya keluar, ternyata negatif.(*)

Baca Juga: Ma'ruf Amin Minat Sertifikasi Halal Vaksin Covid-19 Segera Dilakukan, Jubir Wapres: 'Tidak Halal, Tidak Masalah dalam Kondisi Darurat'

#berantasstunting

#HadapiCorona

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Perhimpunan RS: Opini Meng-Covid-kan Pasien Runtuhkan Ketulusan Tenaga Kesehatan"