GridHEALTH.id - Akhir-akhir ini, Indonesia kembali memanas akan adanya demo tolak UU Cipta Kerja yang belum lama disahkan DPR RI.
Berbagai titik di Ibu Kota hingga wilayah lain di Tanah Air hampir tiap hari diadakan demo besar-besaran.
Melihat hal tersebut Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban mendesak Pemprov DKI Jakarta, terutama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk kembali menerapkan PSBB pengetatan.
"Kemarin ada demo besar, salah satunya di Jakarta. Jadi, dua atau tiga pekan lagi Jakarta mungkin harus siap tarik rem darurat lagi," ujarnya, Selasa (13/10/2020), dikutip dari Republika.
Baca Juga: Menkes Terawan Umumkan Siapa Saja Prioritas Penerima Vaksin Covid-19 Selain Tenaga Kesehatan
Zubairi mengatakan hal tersebut atas dasar banyaknya demontran yang positif Covid-19 usai menjalani rapid test atau swab test.
"Kita lihat ada puluhan ribu demonstran, ada beberapa yang terinfeksi dan dalam demo itu juga banyak yang teriak-teriak protes atau nyanyi," katanya.
Seperti diketahui, beberapa ahli epidemiologi sering menyebut bahwa berteriak tidak menutup kemungkinan mengeluarkan droplet atau percikan air liur yang cukup banyak.
Baca Juga: Fakta Baru Infeksi Virus Corona, Pasien Sembuh Covid-19 Bisa Kembali Terinfeksi dan Lebih Parah
Percikan air liur tersebut bisa bertahan selama berjam-jam di permukaan pakain, bahkan kulit manusia.
Studi terbaru menemukan bahwa virus corona rupanya bisa bertahan cukup lama di kulit manusia sampai 9 jam.
Baca Juga: Kesalahan saat Hamil Muda Ini Dapat Membahayakan Janin, Salah Satunya Porsi Makan Dua Kali Lipat
Kemampuan bertahannya itu menjadikan virus corona 4 kali lebih lama daripada virus influenza atau flu.
Hal ini seperti yang dikutip dari Daily Mail, penelitian tersebut diperoleh setelah menguji kulit mayat yang akan digunakan untuk cangkok kulit.
Tim dari Kyoto Prefectural University of Medicine mengatakan, hasil tersebut bisa digunakan untuk mencegah transmisi Virus Corona dan menunjukkan bahwa cuci tangan penting dilakukan.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Clinical Infectious Disease ini menggunakan kulit manusia dari spesimen otopsi forensik 24 jam sebelumnya.
Baca Juga: Ibu Hamil Jadi Pelupa Bukan Mitos Belaka, Begini 5 Cara Mengatasi Masalah Kehamilan Satu Ini
Hal itu bertujuan agar tak ada relawan kesehatan yang terinfeksi virus corona.
Sel kulit dicampurkan dengan virus corona dan virus flu. Hasilnya, virus flu mampu bertahan hidup pada kulit sekitar 1,8 jam.
Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, Ketua Satgas Covid-19 IDI ini mendukung keras agar Gubernur DKI Jakarta Anies baswedan kembali menarik rem darurat. (*)
#hadapicorona