GridHEALTH.id - Kabar mengenai harga vaksin China, Sinovac Biotech di Brasil cukup mengejutkan publik di tanah air.
Bagaimana tidak, harga vaksin yang diterima Negeri Samba tersebut jauh lebih murah ketimbang Indonesia.
Namun menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero), Honesti Basyir, memastikan harga, vaksin corona di Indonesia tetap berada di kisaran Rp 200 ribu.
Diketahui kabar mengenai vaksin corona yang dijual Sinovac ke Brasil lebih murah ketimbang harga jual ke Indonesia, disampaikan langsung oleh Gubernur Sao Paolo, João Doria.
João Doria sebelumnya menyebut kontrak pembelian vaksin corona dari Sinovac bernilai total USD 90 juta atau hanya setara USD 1,96 per dosis (Rp 29 ribu dengan asumsi kurs Rp14.764 per dolar AS).
Jika pernyataan João Doria itu benar, artinya harga itu jauh di bawah perkiraan harga yang diungkapkan Sinovac ke publik, termasuk harga jual ke Indonesia.
Baca Juga: Menkes Terawan Umumkan Siapa Saja Prioritas Penerima Vaksin Covid-19 Selain Tenaga Kesehatan
Baca Juga: Bagi Para Demonstran di Masa Pandemi Covid-19, Jangan Kurang Minum
Padahal, Indonesia dan Brasil sama-sama pengimpor terbesar vaksin corona buatan perusahaan farmasi asal China itu.
Pihak Sinovac sendiri sudah membantah pernyataan Doria itu.
Namun mereka tidak menyatakan pasti berapa harga yang disepakati dengan Sao Paolo, atas alasan kerahasiaan kontrak.
“Harga vaksinnya tidak akan serendah itu, karena biaya pengiriman untuk setiap dosis sekitar dua dolar. Pernyataan gubernur Sao Paulo itu salah,” kata sumber di Sinovac.
Baca Juga: Fakta Baru Infeksi Virus Corona, Pasien Sembuh Covid-19 Bisa Kembali Terinfeksi dan Lebih Parah
Sementara Honesti mengatakan harga vaksin Covid-19 di Indonesia tidak akan memberatkan pemerintah. Menurut dia, kisaran harganya Rp 200 ribu.
"Informasi harga vaksin Covid-19 di Brasil telah kami klarifikasi ke pihak Sinovac. Mereka sudah mengirimkan surat elektronik resmi ke Bio Farma, yang memastikan bahwa informasi dalam pemberitaan tentang kontrak pembelian 46 juta dosis dengan nilai kontrak US$90 juta dengan pemerintah Brasil tidak tepat. Mengenai harga US$1,96 per dosis pun tidak tepat," ujar Honesti dalam keterangan resmi, Selasa (13/10/2020).
Baca Juga: Kesalahan saat Hamil Muda Ini Dapat Membahayakan Janin, Salah Satunya Porsi Makan Dua Kali Lipat
Berdasarkan penjelasan Sinovac, kata Honesti, tidak mungkin perusahaan menjual vaksin USD 90 juta atau USD 1,96 per dosis untuk pemesanan 46 juta dosis.
Sebab, pengirimannya saja tiap dosisnya, sekitar USD 2 per dosis. Atas berita ini, kata Honesti, Sinovac tengah menelusuri asal informasinya.
"Intinya, Bio Farma berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah menghadirkan vaksin Covid-19 dengan harga yang terjangkau untuk memberi perlindungan bagi penduduk Indonesia," ujar dia.
Baca Juga: Penyandang Diabetes Berpotensi Tularkan Penyakitnya pada Pasangan
Honesti melanjutkan, dalam surat resmi yang disampaikan oleh Sinovac, menyampaikan, dalam penentuan harga vaksin Covid-19, ada beberapa faktor yang menentukan harga vaksin.
Salah satu faktornya adalah tergantung investasi pada studi klinis fase 3 terutama dalam uji efikasi skala besar.
Demikian juga dengan penentuan harga di Indonesia, mengikuti prinsip-prinsip tersebut.
Dengan kata lain, kata dia, skema pemberian harga vaksin ini, tidak dapat disamakan.
Baca Juga: Ibu Hamil Jadi Pelupa Bukan Mitos Belaka, Begini 5 Cara Mengatasi Masalah Kehamilan Satu Ini
Untuk menjaga dan menjamin kualitas vaksin corona mulai dari bahan baku dan lainnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan terbang ke Sinovac China.
BPOM akan melakukan visit audit proses pengembangan dan produksi vaksin corona di fasilitas Sinovac di Beijing, China, termasuk LP POM MUI untuk melaksanakan audithalal.
BPOM juga akan memastikan fasilitas dan proses produksi Vaksin Covid-19 di Bio Farma memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)/Good Manufacturing Practice (GMP).
"Saat ini, uji klinis fase 3 vaksin corona masih berjalan di minggu kedua Oktober 2020 ini. Data terakhir menunjukkan sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020, 843 relawan yang sudah mendapat penyuntikan kedua, dan 449 relawan dalam tahap pengambilan darah pasca penyuntikan kedua atau masuk periode monitoring," katanya.
Baca Juga: Ungkap Fakta Kerokan yang Dipercaya Ampuh Atasi Masuk Angin, Benarkah?
Hingga saat ini, Honesti mengklaim proses Uji Klinis tahap 3 berjalan lancar dan belum dilaporkan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) serius akibat pemberian suntikan calon vaksin Covid-19.
Sementara itu, diketahui vaksin sendiri adalah produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.(*)
Baca Juga: Khasiat Air Rendaman Nanas Untuk Cegah Kanker dan 6 Manfaat Lainnya
#berantasstunting #hadapicorona