Find Us On Social Media :

Pakar Epidemiologi UI Tuding Pemerintah Tekan Testing Covid-19 Demi Pilkada 2020; 'Supaya Tidak Kelihatan Pandemi Itu Tinggi'

Pakar Epidemiologi tuding ada upaya pengurangan testing Covid-19 demi Pilkada.

GridHEALTH.id - Pelaksanaan Pilkada 2020 dibulan Desember nanti, membuat banyak pihak khawatir.

Pasalnya Pilkada kali ini diselengarakan di tengah masa pandemi virus corona (Covid-19).

Banyak pihak merasa Pilkada ini bisa membuat penyebaran virus corona semakin meluas karena pasti akan memicu terjadinya kerumunan dan keramaian.

Padahal menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona antar manusia sering terjadi dalam kontak dekat, yakni sekitar 1,8 meter.

Penyebaran dari orang ke orang ini terjadi terutama melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan dari air liur ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin.

Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang-orang yang berada di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru.

Sementara itu, menanggapi pelaksanaan Pilkada yang terkesan dipaksakan pakar epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono menuding ada upaya pemerintah menekan testing Covid-19 di sejumlah daerah demi menggelar Pilkada 2020.

Baca Juga: Cara Mudah Hindari Infeksi Covid-19, Tips dari CDC Saat di Tempat Makan Umum

Baca Juga: Tak Terima Suaminya Dijemput Satgas, Istri Pasien Covid-19 Jadi Tersangka Usai Lempar Kotoran Manusia ke Tubuh Tenaga Medis

Menurut Pandu, upaya itu dilakukan untuk menciptakan kondisi seakan-akan suatu daerah masuk zona hijau dan aman dari penularan virus Corona.

Padahal, Pandu menilai penularan Covid-19 masih terjadi di seluruh Indonesia.

Hal itu disampaikan Pandu dalam webinar bertajuk Mengapa Pilkada Perlu Ditunda yang disiarakan kanal YouTube CSIS Indonesia, Rabu (14/10/2020).

Baca Juga: Update Vaksin Covid-19; Johnson & Johnson Hentikan Uji Coba Klinis Vaksin Virus Corona

"Supaya tidak kelihatan bahwa pandemi itu menjadi tinggi, banyak petahana yang mau ikut lagi itu berusaha menekan testing," kata Pandu.

"Sejak awal kita mau melakukan pilkada seperti itu, sehingga seakan-akan wilayah itu hijau, tapi hijaunya artifisial karena menekan jumlah testing," tambahnya.

Baca Juga: 50,5 Persen dari 1.488 Pasien Positif Covid-19 Memiliki Hipertensi, Ini Cara Ampuh Cegah Kematian Karenanya

Pandu menambahkan bahwa angka tes Covid-19 di Indonesia masih sangat rendah.

Bahkan, angka tes Covid-19 di Tanah Air masih jauh tertinggal dibandingkan negara lain.

Padahal, untuk dapat mengetahui penularan Covid-19 yang sesungguhnya, testing harus dilakukan secara masif di seluruh wilayah.

Baca Juga: Lansia Memang Patut Dijauhkan Dari Covid-19, Sekalinya Terinfeksi, Bukan Saja Risiko Kematian Tinggi Juga Bisa Sebabkan Kepikunan

"Jadi testing kita kan sangat rendah, itu yang menjadi masalah, kalau testingnya rendah ya kasusnya rendah," jelas Pandu.(*)

Baca Juga: Sepi Pemberitaan, Vaksin Covid-19 Merah Putih Produksi Anak Bangsa Maju ke Tahap Berikutnya, Siap Diujicobakan Pada Hewan

 #berantasstunting #hadapicorona