Menurut Dicky, berdasarkan studi epidemiologi menyebutkan bahwa kasus infeksi yang disebabkan oleh super spreaders lebih berat. Sebab, dia berkata jumlah virus yang ditularkan jauh lebih besar daripada kontak biasa.
"Untuk mengantisipasinya adalah pelonggaran mempetimbangkan kondisi pengendalian pandemi di wilayah tersebut," ujar Dicky.
Asal tahu saja, pada kebanyakan kasus pandemi, ancaman super spreaders sulit dicegah oleh pemerintah. Sebab banyak sektor yang mengalami dampak negatif dari pembatasan aktivitas dalam jangka panjang di sebuah wilayah.
"Maka tidak ada saran lain dari saya untuk pemerintah di setiap level adalah meningkatkan cakupan pengetesan dan pelacakan. Sehingga kita lebih banyak lagi mendeteksi orang yang membawa virus dan meminimalisir penularan," ujarnya.
Lebih dari itu Dicky menyarankan pemerintah menggunakan rapid test antigen yang lebih akurat dan berbiaya mudah dalam mendeteksi kasus infeksi. Serta, dia mengimbau pemerintah tetap mencegah keramaian.
Sebelumnya, penasehat Menko Kemaritiman Bidang Penanganan Covid-19 Monica Nirmala menegaskan pengetesan dan pelacakan dinilai penting karena penularan virus corona di Indonesia saat ini didominasi oleh segelintir orang yang terinfeksi, yang disebut sebagai super spreaders. Menurutnya, 80% kasus baru disebabkan oleh 20% orang yang terinfeksi.
Baca Juga: Hati-hati, Ukuran Mr P Bisa Menyusut Hanya Gara-gara 4 Hal Ini
"Mereka mampu menularkan virus kurang lebih dua hari sebelum timbul gejala, hingga 10 hari setelah bergejala.