Find Us On Social Media :

Batas Penggunaan Minyak Goreng Sawit Hanya 3 Kali Memasak, Setelah Itu Harus Dibuang, Sudah Menjadi Racun

Minyak goreng sawit batask maksimal penggunaannya hanya 3 kali memasak. Setelah itu harus dibuang. Sudah menjadi racun.

Tapi pemakaian minyak jelantah sampai tiga kali masih dapat ditoleransi dan dianggap baik, atau tidak membahayakan bagi kesehatan manusia.

Tapi, jika sudah lebih dari tiga kali, apalagi kalau warnanya sudah berubah menjadi kehitaman, maka minyak goreng ini sudah menunjukkan indikasi tidak baik atau harus dibuang.

Peneliti dari Universidad de Costa Rica, Kosta Rika, Edmond K. Kabagambe, dalam The Journal of Nutrition (2005), mengungkap pada minyak sawit, terdapat sekitar 45,5 persen asam lemak jenuh yang didominasi oleh asam lemak palmitat dan sekitar 54,1 persen asam lemak tak jenuh yang didominasi oleh asam lemak oleat.

Baca Juga: 99,9 Persen Virus Corona Menjadi Nonaktif Hanya Dalam Waktu 2 Menit Oleh Shampo Bayi 1 Persen, Obat Kumur Lebih Cepat

Sedangkan pada minyak sawit yang sudah digunakan memasak, angka asam lemak jenuh jauh lebih tinggi daripada angka asam lemak tidak jenuhnya.

hal ini terjadi akibat reaksi hidrolisis dan oksidasi selama pemanasan saat digunakan untuk menggoreng.

Asam lemak jenuh sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat memicu berbagai penyakit penyebab kematian, seperti penyakit jantung dan stroke.

Baca Juga: Pasien Covid-19 Mengalami Gangguan Neurologis, yang Mengeluh Kesemutan Semakin Banyak

Untuk diketahui, minyak goreng fresh, memiliki kandungan asam lemak tidak jenuh yang tinggi.

Tapi kadar asam lemak tidak jenuhnya akan semakin menurun jika minyak sering terkena panas, dan kadar asam lemak jenuhnya meningkat.

Minyak goreng yang sudah digunakan hingga empat kali akan mengalami proses oksidasi.

Baca Juga: 5 Tempat yang Memiliki Risiko Infeksi Virus Corona yang Sangat Tinggi