Find Us On Social Media :

Nakes Menjerit, Masih Ada Perawat yang Kerja 8 Jam Full Tangani Covid-19;'Kami Kelelahan'

Perawat kelelahan menangani pasien Covid-19 yang terus berdatangan ke rumah sakit.

GridHEALTH.id - Pandemi virus corona (Covid-19) di tanah air belum juga menunjukan tanda-tanda akan berakhir.

Hal itu terlihat dari masih ditemukannya kasus positif Covid-19 baru di beberapa wilayah di Indonesia.

Berdasarkan data terbaru dari covid19.go.id, Senin (2/11/2020), terdapat penambahan 2.618 kasus positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Dengan demikian, total pasien Covid-19 di Indonesia sampai saat ini berjumlah 415.402 orang.

Dari total tersebut pasien sembuh sebanyak 345.566 orang, pasien meninggal dunia 14.044 orang, dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.

Melihat angka tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan, sebab bertambahnya kasus Covid-19 akan membuat beban para tenaga kesehatan (nakes) kian berat.

Apalagi sampai saat ini masih banyak nakes yang jam kerjanya terpaksa harus penuh 8 jam.

Seperti Sari, perawat berumur 28 tahun di rumah sakit di sebuah Kabupaten di Kalimantan Selatan salah satunya.

Dimana ia mengungkapkan, bahwa sampai hari ini jam kerja di rumah sakitnya masih memperlakukan 8 jam per shif.

Baca Juga: Ternyata Tung Desem Saat Kritis Terinfeksi Covid-19 Sempat Membuat Surat Wasiat

Baca Juga: Masih Musim, Siapa Sangka Mangga Bisa jadi Makanan Pantangan bagi Penderita Diabetes

Menurutnya, hal itu dilakukan lantaran kurangnya tim kesehatan untuk penanganan Covid-19.

"Di tempat kami masih 8 jam kerjanya, perawat di ruang biasa maupun di ruang Covid-19," tuturnya saat dihubungi Tribunnews.

Ia pun merasakan stres karena khawatir setiap pulang berdinas di kediamannya ada kelompok rentan Covid-19.

"Stres karena di rumah ada bayi dan lansia, kan imunitas mereka termasuk rentan. Pasien Covid-19 sejak bulan Mei enggak pernah kosong, malah lebih banyak dari pasien di ruangan biasa," ungkap Sari.

Baca Juga: Sering Jadi Masalah Kehamilan, Diabetes Gestasional Bisa Hilang Sendiri, Asalkan...

Sementara itu, Ketua DPW Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPNI (Lampung) Dedy Afrizal, juga mengatakan kondisi perawat hampir di semua wilayah yang menangani Covid-19 sama, yaitu mengalami kelelahan.

Pihaknya meminta pemerintah serius memberikan batasan ketat pada jam kerja perawat.

"Karena sudah cukup panjang pandemi Covid-19. Sudah mulai titik kejenuhan, kelelahan dirasakan oleh rekan-rekan perawat," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat (30/10/2020).

Baca Juga: Penderita Diabetes Coba Rutin Minum Air Rebusan Daun Kersen, Khasiat Luar biasa Ini Akan Didapatkan

Pihaknya menilai, pemerintah memang telah memodifikasi jam kerja perawat, dari semula 8 jam per shif, menjadi 4 jam.  Namun aturan itu tidak berlaku sampai ke daerah-daerah.

Sehingga, perlu perhatian khusus pemerintah agar lebih gencar mengetatkan jam kerja perawat.

"Apakah hal ini juga sudah dilakukan di semua tatanan pelayanan kesehatan publik? Ini juga perlu kita dilakukan evaluasi dan juga koordinasi di daerah.

Karena durasi yang terlalu panjang dalam pelayanan keperawatan Covid-19 ini akan menimbulkan suatu tingkat stres yang tinggi," tuturnya.

Baca Juga: Jokowi Beri 3 Arahan Penanganan Covid-19 Untuk Menkes, Kinerja dr Terawan Jarang Diungkap ke Publik

Tingkat stres dipicu oleh risiko tinggi pekerjaan perawat sebagai garda terdepan penanganan Covid-19.

Dedy melanjutkan, jika perawat jenuh dan kelelahan, maka masyaraka lah yang akan dikorbankan, lantaran tidak mendapatkan pelayanan kesehatan prima.

"Bayangkan saja jika 8 jam sebagaimana jadwal tugas dalam satu sif harus menggunakan pakaian hazmat, tidak bisa membayangkan.

"Harus disosialisasikan (4jam kerja) sampai ke bawah, sehingga hal-hal yang berisiko terhadap tingkat stres pada rekan-rekan perawat juga dapat kita minimalisasi. Termasuk dampak di masyarakat juga," paparnya.

Baca Juga: Prediksi Ahli Virus Corona; Pandemi Covid-19 Dunia Akan Semakin Buruk, Hanya China yang Bakal Terbebas

Meski demikian, dirinya berharap agar tenaga kesehatan di seluruh Indonesia tetap profesional menjalankan tugas kemanusiaan ini.

"Tetap semangat. Kita sudah memilih profesi perawat sebagai jalan hidup kita. Dan pilihan itu pun merupakan pilihan yang maha kuasa dan bagaimana kita bisa menjaga muruah semua tugas ini dengan keikhlasan dan penuh profesionalisme," tutur Dedy.

Sebagai catatatan, selama 8 bulan pandemi Covid-19 di Indonesia, dilaporkan ada 2.800-an perawat terinfeksi Virus Corona, 104 di antaranya meninggal dunia.

Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah dalam diskusi virtual, Jumat (30/10/2020).

Baca Juga: Agak Nyeleneh Tapi Minuman Life Style Susu Campur Merica Boleh Dicoba, Dapatkan 7 Manfaatnya

"Sampai hari ini perawat yang terinfeksi saja 2.890-an, di mana 104 meninggal dunia. Semua itu yang by name, by address, yang masuk ke sistem," tutur Harif.

Menurutnya, angka tersebut bisa bertambah, lantaran pekerjaan profesional perawat kian hari makin berat, di tengah angka positif Covid-19 yang belum melandai.

"Perawat bertugas di depan paling berat tugasnya. Jika ada yang terinfeksi maka ada efek dominonya.

Ada yang double shift, over time, atau bisa dipinjam untuk ruangan orang lain, makin besar tingginya kemungkinan risiko terpapar infeksi," ungkapnya.(*)

Baca Juga: Agak Nyeleneh Tapi Minuman Life Style Susu Campur Merica Boleh Dicoba, Dapatkan 7 Manfaatnya

 #berantasstunting #hadapicorona