Find Us On Social Media :

1.590 Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 di Bandung Sudah Disuntik Dua Kali, Ini Hasilnya

Pemberian vaksin di Bandung.

GridHEALTH.id - Setidaknya ada 1.590 relawan di Bandung yang sudah menerima penyuntikan kedua proses fase 3 uji klinik vaksin corona (Covid-19).

Hal itudisampaikan langsung oleh Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Universitas Padjajaran Kusnandi Rusmil, dalam diskusi virtual, Selasa (3/11/2020).

Baca Juga: Jangan Jadikan Mi dan Bubur Menu Sarapan, Bahayanya Menurut Dokter Banyak yang Tidak Tahu, Seperti Ini

"Kami telah melakukan 1.620 yang disuntikkan (vaksin) pertama, kemudian 1.590 suntikan kedua," kata Kusnandi.

Diketahui vaksin sendiri adalah produk biologi yang diketahui berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.

Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.

Baca Juga: Masuk Usia Kehamilan 4 Bulan Zaskia Sungkar Kesulitan Buang Air Besar dan Mual Hebat

Baca Juga: Satu BulanSudah Melaney Ricardo Dirawat di Ruang Isolasi, Paru dan Jantunya Tidak Berfungsi Baik Karena Covid-19

Menurutnya dari hasil pemantauan hingga saat ini belum ditemukan adanya reaksi yang mengkhawatirkan.

"Sampai sekarang enggak ada yang mengkhawatirkan," tambahnya.

Dari uji klinik fase 3 tersebut terdapat sejumlah relawan yang drop out atau mengundurkan diri dari pelaksanaan uji klinik.

Baca Juga: Anies Sebut Akan Perbanyak Testing, Pemprov DKI Buka Lowongan untuk Relawan Covid-19

Namun, Kusnandi menerangkan, mereka yang drop out bukan karena reaksi yang ditimbulkan oleh vaksin.

"Memang ada yang drop out 17 orang tapi bukan karena reaksi vaksin. Ada sebanyak 7 orang karena pindah kerja dan yang 8 karena sakit tapi sakitnya bukan karena vaksin. Jadi saya pikir sampai saat ini keamanannya masih bisa dipertanggungjawabkan," jelas Kusnandi.

Sampai saat ini reaksi yang timbul pasca penyuntikan ialah munculnya demam ringan yang sembuh pada satu dua hari kemudian.

Baca Juga: Pemerintah Klaim Ukir Prestasi dalam Penanganan Covid-19, Survei: Kepuasan Masyarakat pada Jokowi Menurun

Kusnandi menegaskan, dari pengalamannya meneliti vaksin lebih dari 30 kali, kandidat vaksin Covid-19 yang kini tengah menjalani uji klinik fase 3 terbilang paling aman.

"Hasil yang selama ini ada di kita itu cukup bagus. Saya sudah bukan pertama kali kan uji klinik, saya udah di atas 30 kali saya uji klinis. Dan ini termasuk uji klinis yang aman selama ini dibandingkan saya waktu uji klinis untuk vaksin tetanus lalu vaksin difteri lebih aman ini," ungkapnya.

Baca Juga: 6 Penyebab Urine Jernih, Dari Hidrasi Berlebih Hingga Diabetes

Keamanan dari vaksin Covid-19 juga dipastikan sudah terjamin sejak masa uji klinik fase pertama yang dilakukan di China.

Kusnandi menyebutkan, uji klinik fase 3 juga dilakukan di Brasil.

Terkait kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), biasanya lantaran seseorang tersebut memang memiliki riwayat alergi terhadap zat campuran vaksin.

Baca Juga: Nakes Menjerit, Masih Ada Perawat yang Kerja 8 Jam Full Tangani Covid-19;'Kami Kelelahan'

Oleh karenanya, Kusnandi menekankan penting mengetahui riwayat si penerima vaksin nanti sebelum dilakukan penyuntikan.

KIPI biasanya muncul berupa reaksi gatal, kemerahan, bahkan pingsan usai dilakukannya penyuntikan vaksin.

Baca Juga: 4 MakananSehat yang Berkhasiat Cegah Kerusakan Mata, Tidak Cuma Wortel

Kembali Kusnandi menegaskan bahwa keamanan vaksin bagi masyarakat menjadi fokus utama dalam pelaksanaan program vaksinasi.

"Nanti ditanyakan apakah ada alergi vaksin, itu pasti ditanyakan. Jadi kita mesti hati-hati [pelaksanaan vaksinasi] kalau habis imunisasi jangan pulang dulu sampai 30 menit misalnya nggak kuat itu datangnya dalam 30 menit pertama," kata Kusnandi.(*)

Baca Juga: Ternyata Tung Desem Saat Kritis Terinfeksi Covid-19 Sempat Membuat Surat Wasiat

 #berantasstunting

#hadapicorona