Sejauh ini, tak ada pasien yang diobati dengan CT-P59 dalam penelitian yang memerlukan rawat inap atau terapi antivirus lain.
Menurut perusahaan, pengobatan tersebut juga dapat ditoleransi dengan baik tanpa masalah keamanan yang signifikan secara klinis.
Bulan lalu, Celltrion mengatakan telah menerima persetujuan peraturan untuk uji klinis sampai fase 3 dari otoritas Korea Selatan.
Diketahui untuk menilai efektivitas dan keamanan suatu produk seperti obat maupun vaksin, perlu dilakukannya uji klinis, disamping pengujian pada hewan atau uji pra-klinis.
Menurut Mayo Clinic, uji klinis merupakan tahap akhir dari penelitian yang dilakukan kepada manusia.
Dimana orang yang menjadi sampel bisa sampai ribuan atau puluhan ribu, serta waktu yang dibutuhkan pun tidak sebentar bahkan bisa bertahun-tahun.
Baca Juga: Dijatuhi 20 Tahun Penjara, Aa Gatot Brajamusti Meninggal Dunia Lantaran Dua Penyakit Mematikan