“Kalau tambah lama menjadi kronik bahkan harus dioperasi untuk mengembalikannya,” tuturnya.
Ia menjelaskan, setelah dikembalikan ke posisi semula, maka posisi tulang rahang masih harus dipertahankan menggunakan perban kepala selama tiga hari.
Adapun saat makan, minum, maupun berbicara, mulut dijaga agar tak terlalu terbuka lebar guna mencegah terjadinya dislokasi lagi.
Baca Juga: Mulai Sekarang Hentikan Kebiasaan Bermain Ponsel Saat BAB, Risikonya Terkena Ambeien!
Pada pasien yang ditanganinya di video tersebut, Helmi menceritakan, dislokasi rahang menyebabkan pasien mengalami kesulitan menutup mulutnya, kesakitan, dan tidak bisa bicara.
Dislokasi rahang umumnya terjadi pada usia tua, akan tetapi tak menutup kemungkinan anak muda bisa mengalaminya.
“Seharusnya pada usia tua, tapi karena kebiasaan anak muda sekarang yang terlalu over, misalnya suka ketawa ngakak apalagi kalau lagi kumpul bareng teman-teman, sehingga bisa dislokasi,” terangnya.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Seledri Untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Begini Cara Membuatnya