GridHEALTH.id - Covid-19 menginfeksi seseorang tidak pandang bulu. Siapa yang imunitasnya lemah, dan berinteraksi dengan seseorang yang sudah positif Covid-19, maka bisa menjadi pasien Covid-19 beberapa hari kemudian.
Jadi, siapapun bisa terinfeksi Covid-19, tidak terkecuali mereka yang dikawal dengan ketat, hidup penuh pelayanan VIP, dan kediamannya selalu disteril.
Baca Juga: Berkah Karantina di Masa Pandemi, Banyak Penduduk Desa yang Menemukan Harta Karun Dibelakang Rumah
Seperti halnya ke sembilan pemimpin negara ini, mulai dari Presiden, Perdana Menteri, dan Pangeran Kerajaan.
Mereka semua hidup dengan pengawalan ketat, pelayananan VIP, dan kediamannya rutin disteril, terlebih makanannya, tapi buktinya ke sembilan pemimpin negara tersebut tetap saja terinfeksi Covid-19. Bahkan satu meninggal dunia.
Nah, berikut ini adalah sembilan kepala negara yang terinfeksi Covid-19, sepanjang 2020 hingga Hari ini (15 Desember 2020), diantaranya dilansir dari Kompas.com (2 Oktober 2020).
Baca Juga: Posisi Tidur Bayi Telentang Vs Tengkurap, Alamiahnya Menyukai Posisi Perut di Bawah
Perdana Menteri Rusia Mikhail Mishustin
Mikhail Mishustin, juga pernah dinyatakan positif Covid-19 pada 30 April 2020.
Saat itu, ia langsung menjalani perawatan di rumah sakit lantaran kondisinya cukup parah.
Selepas 2 pekan menjalani perawatan, ia dinyatakan sembuh pada 19 Mei 2020.
Baca Juga: Waspadai Infeksi Virus Corona, Sejumlah Organ Ini Bisa Alami Komplikasi
Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez
Informasi mengenai terinfeksinya Presiden Honduras, Juan Orlando Hernandez, tersebar pada 16 Juni 2020.
Saat itu dirinya mengelak disebut terpapar virus corona. Ia menjelaskan bahwa kondisinya baik dan hanya menderita gejala ringan.
Baca Juga: Presiden Eswatini Wafat, Jadi Kepala Negara Pertama Korban Covid-19
Meski demikian, dirinya masih bisa menjalankan pekerjaannya sebagai seorang pemimpin negara.
Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan
Diberitakan Kompas.com, 17 Juni 2020, Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, beserta istri dan keempat anaknya positif terinfeksi Covid-19 pada 1 Juni 2020.
Dalam unggahan media sosialnya, Pashinyan mengaku ti
dak mengalami gejala yang tampak sebagaimana ditunjukkan sebagian penderita Covid-19. Setelah mengetahui hasil tes positif Covid-19, Pashinyan tetap menjalankan pekerjaannya dari rumah.
Baca Juga: Dinilai Sebabkan Masalah Kehamilan, Berapa Kali Sebaiknya USG Dilakukan selama Hamil?
Presiden AS Donald Trump
Donald Trump dilaporkan positif Covid-19 pada Jumat, (2/10/2020).
Informasi tersebut disampaikan melalui akun Twitter resmi miliknya, @realDonaldTrump.
"Tonight, @FLOTUS and I tested positive for COVID-19. We will begin our quarantine and recovery process immediately. We will get through this TOGETHER!," tulis Trump.
Diketahui, asisten senior sekaligus penasehat Trump, Hope Hicks, juga positif terjangkit virus corona.
Baca Juga: Waspadai Penularan Covid-19, Milenial Disarankan Tidak Makan di Tempat Saat ke Restoran
Menurut laporan Associated Press dari sumber resmi pemerintahan AS, Hicks dilaporkan sebagai pihak yang dalam banyak kesempatan berdekatan dengan Trump pada saat itu, termasuk dalam kampanyenya pada Rabu (30/9/2020).
Setelah dinyatakan positif Covid-19, Trump dan Melania menjalani karantina mandiri. Sebelum pemilihan Presiden di Amerika dimulai, Trump dinyatakan membaik bahkan sembuh.
Pangeran Albert II dari Monaco
Baca Juga: Pemeriksaan Antenatal Selama Pandemi Covid-19 Tetap Perlu Dilakukan
Berdasarkan keterangan keluarga kerajaan, Pangeran Monaco Albert Alexandre Louis Pierre Grimaldi atau Pangeran Albert II positif Covid-19 pada 19 Maret 2020.
Albert adalah kepala kerajaan Grimaldi yang memerintah Monaco, sebuah negara terkecil kedua di dunia dan surga bagi orang kaya karena negara ini dikenal memiliki pajak yang rendah.
Baca Juga: Melalui GESID, Remaja Putri Jadi Kunci Penting Berantas Stunting
Dua minggu kemudian, pangeran berusia 62 tahun itu dinyatakan sembuh dari Covid-19 pada 31 Maret 2020.
Ternyata tidak hanya Pangeran Albert, Perdana Menteri Monaco Serge Telle Serge Telle positif terinfeksi virus corona pada 16 Maret 2020.
Pemerintahan Monaco saat itu menyebutkan, Telle tidak bergejala dan kondisi kesehatannya mengkhawatirkan.
Setelah dinyatakan positif Covid, ia menjalani rawat jalan dan bekerja dari rumah, serta harus menghindari kontak dengan orang lain.
Wakil Presiden Iran Masoumeh Ebtekar
Masoumeh Ebtekar diaporkan positif Covid-19 pada 27 Februari 2020. Mengetahui hal itu, Ebtekar langsung menjalani isolasi di kediamannya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson
Boris Johnson mengonfirmasi bahwa dirinya positif virus corona melalui video yang diunggah di Twitter pada 27 Maret 2020.
Dalam video, ia memaparkan bahwa dirinya mengalami gejala ringan seperti demam, dan batuk yang frekuentif selama 24 jam.
Ia sempat diberitakan menerima perawatan oksigen standar, namun tidak memakai ventilator.
Pada 13 April 2020, ia dinyatakan sudah negatif Covid-19.
Presiden Brazil Jair Bolsonaro
Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengungkapkan bahwa dirinya positif terpapar Covid-19 pada 7 Juli 2020.
Seperti diberitakan Kompas.com, 8 Juli 2020, Bolsonaro mengonfirmasi kabar ini dengan menggunakan masker dan berbicara kepada awak media di Ibu Kota Brasilia.
Ia mengatakan mengonsumsi hydroxychloroquine, obat yang belum terbukti sepenuhnya untuk dapat melawan Covid-19.
Pada 27 Juli 2020, Bolsonaro terlihat menyapa pendukungnya dan menyatakan telah sembuh dari Covid-19.
Baca Juga: Gawat! IDI Sebut Angka Positivity Rate Indonesia Sepekan Ini 4 Kali Lipat dari Standar WHO
Perdana Menteri Eswatini, Ambrose Dlamini
Perdana Menteri Eswatini, Ambrose Dlamini, meninggal dunia setelah empat pekan sebelumnya dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh pernyataan dari Pemerintah Eswatini, yang dulu bernama Swasiland, sebagaimana dilansir The Independent, Senin (14/12/2020).
Baca Juga: Cara Tepat Mengonsumsi Obat Cacing Mebendazol, yang Membuat Cacing Mati Kelaparan
Perdana menteri berusia 52 tahun di negara monarki absolut tersebut telah menjalani perawatan di Afrika Selatan sejak 1 Desember dan meninggal dunia pada Minggu (13/12/2020) malam waktu setempat.
Wakil Perdana Menteri Eswatini, Themba Masuku, mengatakan bahwa Raja Eswatini Mswati III memerintahkannya untuk mengumumkan hari berkabung nasional atas kematian Dlamini.
“Yang Mulia Ambrose Dlamini meninggal dunia (Minggu) malam saat menjalani perawatan medis di sebuah rumah sakit di Afrika Selatan,” kata Masuku.
Baca Juga: Mengatasi Infeksi Cacing Kremi, Pada Perempuan Bisa Sebabkan Vaginitis juga Endrometriosis
Dlamini dinyatakan positif terinfeksi virus corona pada 16 November dan awalnya tidak menunjukkan gejala.
Menurut Kementerian Kesehatan Eswatini, negara berpopulasi sekitar 1,2 juta jiwa tersebut mencatat 6.768 kasus Covid-19 dengan 127 kematian.
Eswatini salah satu negara monarki absolut terakhir di dunia berbatasan dengan Mozambik di timur laut dan Afrika Selatan di utara, barat, dan selatan.(*)
Baca Juga: Delirium Bukan Gejala Baru Covid-19, Berikut Ciri-ciri Mereka yang Mengalaminya
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL