Find Us On Social Media :

Peru Hentikan Program Penyuntikan Vaksin Covid-19 dari China Setelah Ditemukan Gangguan Saraf

Suasana di sebuah rumah sakit di Lima, ibukota Peru. Negara ini telah menangguhkan sementara uji klinis vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh raksasa obat China Sinopharm.

GridHEALTH.id - Salah satu negara di Amerika Selatan, yaitu Peru, menjadi salah satu negara dengan tingkat kematian per kapita tertinggi di dunia akibat Covid-19. Hingga Jumat (11/12/2020) virus ini telah menyebabkan 36.499 kematian dan 979.111 kasus.

Pandemi telah memukul keras ekonomi Peru. Pada kuartal kedua lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) negara ini anjlok lebih dari 30%.

Tetapi belum lama tersiar kabar, Peru menghentikan sementara uji klinis vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh produsen China Sinopharm, setelah terjadi masalah neurologis di salah satu sukarelawan uji coba.

Dikutip dari AFP pada Sabtu (12/12/2020), Institut Kesehatan Nasional mengatakan bahwa mereka menghentikan uji coba vaksin Covid-19 setelah seorang relawan mengalami kesulitan menggerakkan lengan mereka.

"Beberapa hari yang lalu peringatan sudah kami berikan kepada otoritas regulasi, yaitu bahwa salah satu peserta uji coba menunjukkan gejala neurologis yang mirip dengan kondisi yang disebut sindrom Guillain-Barre," kata kepala peneliti German Malaga dalam komentarnya kepada media lokal, dikutip dari The Daily Mail (11/12/2020).

Sindrom Guillain-Barre (GBS) adalah kelainan langka dan tidak menular yang memengaruhi pergerakan lengan dan kaki.

Baca Juga: Pertanyaan Awam, 'Apakah Saya Tetap Pakai Masker Setelah Disuntik Vaksin Covid-19?'

Baca Juga: Alasan Mengapa Kebanyakan Gula Bisa Menyebabkan Peradangan Dalam Tubuh

Peru mengumumkan keadaan darurat kesehatan sementara di lima wilayah pada Juni tahun lalu menyusul adanya beberapa kasus GBS tersebut.