Terkait dengan hal ini, Dr. Walta menyarankan untuk berdiskusi dengan penyedia kerja tentang hal-hal yang dikhawatirkan sehubungan dengan pekerjaan seperti penyesuaian atas target pekerjaan; waktu bekerja yang ditingkatkan secara gradual, atau merubah tugas yang lebih sesuai, serta melakukan konsultasi dengan dokter untuk memantau kondisi kesehatan.
Selain itu, program rehabilitasi fisik merupakan bagian tak terpisahkan dari terapi kanker payudara. Tujuan utamanya adalah mencapai level fungsional yang maksimal dengan mengurangi efek samping terapi seperti nyeri, kekakuan, keterbatasan gerakan, gangguan sensori, dan sebagainya.
Disarankan agar selalu mulai dengan bertahap dan senantiasa berdiskusi dengan dokter tentang hal-hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan paska terapi.
Secara umum tidak ada pembatasan jenis pekerjaan pada survivor kanker payudara. Aktivitas yang harus dihindari adalah membebani lengan di sisi operasi kanker payudara.
Misalnya pasien pasca operasi pengangkatan payudara di sisi kanan, maka sebaiknya menghindari beban di lengan kanan seperti mengangkat barang berat.
Baca Juga: Ibu Menyusui Mengonsumsi Gula Berlebih Berisiko Membuat Anaknya Diabetes
Baca Juga: Kabar Gembira, Jakarta Tak Lagi Masuk Daftar Kota Paling Polusi Udara di Dunia!
Baca Juga: Musim Hujan dan Cuaca Dingin Sering Alami Pilek, Ini Jawabannya
Agar kesehatan penyintas kanker payudara dapat tetap terjaga, selalu menjaga asupan dengan makan makanan bergizi, cukup istirahat, olahraga secara teratur dan melakukan kontrol dan pemeriksaan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dokter.