Pengiriman ilmuan dari multi disiplin ilmu ini merupakan kabar gembira dan didukung penuh oleh negara-negara di dunia.
Amerika Serikat sendiri, sebagai negara donatur terbesar WHO, menegaskan penyelidikan yang dipimpin WHO yang "transparan" dan mengkritik persyaratannya, yang memungkinkan ilmuwan China melakukan tahap pertama penelitian pendahuluan.
Tapi beberapa negara Barat telah menyuarakan keprihatinan atas keterlambatan pengiriman ahli internasional.
Seorang diplomat senior Barat, melansir Intisari-online.com (25 Desember 2020), mengeluhkan kurangnya transparansi.
Sementara para ahli tidak berada di lapangan untuk berbicara dengan dokter dan peneliti atau memeriksa sampel laboratorium.
Baca Juga: WNA Mulai Dilarang Masuk Indonesia, Penyebabnya Ada Varian Baru Virus Corona
Tetapi seorang diplomat Barat lainnya mengatakan bahwa misi tersebut berada pada "pijakan yang baik",WHO harus menerima persyaratan China untuk mengamankan akses.
Walau banyak yang ragu akan dukungan China dengan sikap WHO yang akan melakukan penyelidikan langsung ke Wuhan untuk mencari asal muasal virus corona, seorang ilmuwan dari Wuhan malah "menyambut segala bentuk kunjungan" WHO.
Melansir express.co.uk (24/12/2020), Profesor Shi Zhengli, dari Institut Virologi Wuhan (WIV), mengatakan dia secara pribadi akan "menyambut" penyelidikan dari WHO, yang akan berlangsung di Wuhan pada Januari.
Baca Juga: Pasien Cuci Darah Bisa Pergi Liburan dengan Melakukan Hal-hal Ini
Padahal Profesor itu, bersama dengan pemerintah China, sebelumnya pernah marah dan menolak anggapan bahwa pandemi dimulai setelah sampel virus bocor dari laboratorium.
Untuk diketahui, kunjungan WHO ke Wuhan sendiri diperkirakan tidak akan menyelidiki teori bahwa COVID-19 dimulai dari kebocoran WIV.
Baca Juga: 4 Cara Atasi Perut Kencang saat Hamil Muda agar Tak Jadi Masalah kehamilan Serius