Find Us On Social Media :

Demi Kesehatan, Tahun Baru Sebaiknya Tidak Dirayakan Dengan BBQ

Demi kesehatan, tahun baru sebaiknya tidak dirayakan dengan makan BBQ.

GridHEALTH.id - Meski tahun ini dunia tengah dilanda pandemi virus corona (Covid-19).

Namun nampaknya hal itu tak menyurutkan masyarakat untuk merayakan pergantian tahun baru 2021 nanti.

Tak sedikit dari mereka yang berencana merayakan tahun baru meski di rumah saja.

Berangkat dari hal itu, sebaiknya masyarakat menghindari perayaan tahun baru dengan barbecue (BBQ) atau makan-makan dengan daging yang dibakar.

Pasalnya kegiatan tersebut ternyata bisa berisiko terhadap kesehatan tubuh kita sendiri.

Diketahui BBQ sendiri merupakan pengolahan makanan favorit bagi kebanyakan orang jelang tahun baru.

Meski demikian, demi alasan kesehatan BBQ sebaiknya dihindari terutama bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).

Sebab berbagai makanan yang dimasak dengan cara dibakar seperti BBQ dapat memicu terjadinya kanker.

Salah satu yang mengungkap risiko ini adalah sebuah penelitian tahun 2009 yang diterbitkan American Cancer Society Journals.

Baca Juga: 6 Makanan Penyebab Kista Ovarium yang Mesti Dihindari Para Wanita

Baca Juga: Penyintas Kanker Payudara Perlu Tetap Aktif Bekerja, Ini Alasannya

Dimana studi tersebut menunjukan memasak dalam suhu tinggi seperti dibakar berpotensi menciptakan zat karsinogen "heterocyclic amines" (HCAs) dan "polycyclic hydrocarbons" (PAHs).

Penelitian yang dilakukan pada hewan di laboratorium menunjukkan, HCAs merusak DNA dan mempercepat pertumbuhan tumor di sel-sel usus besar, payudara, prostat dan sistem limfa.

Kendati demikian, belum bisa dibuktikan apakah hal yang sama juga terjadi pada manusia.

Baca Juga: 4 Cara Terbaik Meningkatkan Jumlah Sperma, Buat Peluang Kehamilan Semakin Besar

NAmun yang pasti pada suhu di atas 176 derajat celcius, asam amino dan kreatin (zat alami yang membantu suplai energi ke otot dan saraf) berpengaruh ke pembentukan HCAs.

Sementara itu, PAHs terbentuk saat lemak menetes ke bara yang panas, sehingga membentuk asap yang menyatu pada makanan. Komponen ini terkait dengan peningkatan risiko kanker.

 

Senada dengan hal itu, berdasarkan catatan yang tersedia di laman Cancer.gov, dalam percobaan laboratorium, HCAs dan PAHs telah ditemukan bersifat mutagenik, yaitu dapat menyebabkan perubahan DNA yang dapat meningkatkan risiko kanker.

Baca Juga: Sakit Gigi saat Hamil Muda, Bolehkah Minum Obat Pereda Nyeri?

Pembentukan HCAs dan PAHs bervariasi berdasarkan jenis daging, metode memasak, dan tingkat "kematangan" (jarang, sedang, atau dilakukan dengan baik).

Apa pun jenis dagingnya, daging yang dimasak pada suhu tinggi, terutama di atas 300 ºF (seperti dalam memanggang atau menggoreng), atau yang dimasak untuk waktu yang lama cenderung membentuk lebih banyak HCAs.

Misalnya, ayam dan steak yang matang, dipanggang, atau dipanggang semuanya memiliki konsentrasi HCAs yang tinggi. Metode memasak yang mengekspos pengasapan daging berkontribusi pada pembentukan PAHs.

Baca Juga: Tak Mau Terpapar Virus Corona Lagi, Dewi Perssik Kini Selalu Pakai Sarung Tangan

HCAs dan PAHs menjadi mampu merusak DNA hanya setelah mereka dimetabolisme oleh enzim spesifik dalam tubuh, suatu proses yang disebut "bioaktivasi".

Dikutip dari Foxnews, para ahli menyarankan untuk tidak makan daging yang dimasak sampai renyah, karena ada peluang yang cukup bagus mereka dapat meningkatkan risiko kanker prostat, pankreas, dan usus besar, menurut Natalie E. Azar, MD, asisten profesor profesor kedokteran dan reumatologi di NYU Medical Pusat.(*)

Baca Juga: Peringatan Ledakan Kasus Covid-19 Indonesia di Awal 2021, Ahli Epidemiologi; 'Ada Potensi'

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL