GridHEALTH.id - Cuci hidung untuk cegah infeksi Covid-19, masih belum sepopuler berkumur dengan povidone iodine.
Padahal cuci hidung alias nasal irrigation, yang biasa dilakukan oleh penderita sinusitis, efektif cegah infeksi Covid-19.
Analisis post-hoc terbaru dari Edinburgh and Lothians Viral Intervention Study (ELVIS), seperti yang dipublish di PMC, US National Library of Medicine National Institure of Health, dalam artikel ilmiahnya 'Do saline water gargling and nasal irrigation confer protection against COVID-19?' disebutkan cuci hidung rigasi hidung merupakan strategi yang sederhana, ekonomis, praktis, dan dapat diterapkan secara global dengan nilai terapeutik dan profilaksis.
Baca Juga: Jadi Masalah Kehamilan di Trimester 3, Sujud Bantu Ibu Hamil Memperbaiki Posisi Janin Sungsang
Metode ini ini sendiri pada walnya merupakan perawatan kesehatan tradisional India. Tepatnya Yoga tradisional.
Dalam bahasa Yogic cuci hidung ini disebut sebagai 'Jala-neti'.
Cara sederehana ini efektif melawan patogen yang tersimpan di mukosa hidung.
Karenanya cocok dan dapat diandalkan dalam hal pengendalian infeksi, dan hal ini sebuah intervensi yang tidak berbahaya.
Baca Juga: Obat Untuk Infeksi Covid-19, di Inggris Sudah Dianjurkan dan Disediakan Pemerintah
Meskipun ada bukti terbatas mengenai peran kuratif atau pencegahannya terhadap infeksi SARS-CoV-2, tapi penelitian sebelumnya tentang kegunaannya melawan influenza bisa menjadi alasan.
Cuci hidung ini sendiri menggunakan air garam.
Air garam yang dimaksud, bukan larutan air yang dicampur garam.
Baca Juga: Bukan Sembarang Jus, 8 Khasiat Ini Akan Dirasakan Tubuh Jika Rutin Minum Jus Wortel
Tapi air yang bisa dibeli di apotik, yang biasa digunakan sebagai cairan infus di rumah sakit.
Bukti in vitro cuci hidung telah dibuktikan oleh Ramalingam et al.
Dalam penelitiannya diketahui NaCl menghasilkan penghambatan yang bergantung pada dosis replikasi berbagai virus DNA dan RNA, termasuk virus corona manusia 229E (HCoV-229E).
Hal ini didukung juga oleh analisis post-hoc20 dari Edinburgh and Lothians Viral Intervention Study (ELVIS).
Baca Juga: Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Targetkan Maret 2022 Indonesia Capai Herd Immunity
Manfaat langsung dari NaCl hipertonik terhadap virus corona alfa dan beta.
Studi klini ini oleh banyak ahli dianggap sebagai studi klinis paling relevan yang menunjukkan efek menguntungkan dari berkumur dan cuci hidung terhadap infeksi SARS-CoV-2.
Baca Juga: Susul Kalina Octaranny, Vicky Prasetyo Positif Covid-19: 'Mata Merah, Agak Berair'
Adapun hasil utama dari penelitian ini adalah pengurangan durasi penyakit.20
Bukti in vitro terbaru oleh Rafael et al, menunjukkan bahwa 1,5% NaCl menyebabkan 100% penghambatan replikasi virus SARS-CoV-2.
Bukti penting lainnya yang mendukung penggunaan NaCl hipertonik.
Menariknya,ternyata cuci hidung dengan NaCl lebih aman daripada dengan povidone-iodine.
Studi Satomura et al menunjukka, potensi tambahan air biasa dibandingkan povidone-iodine
Jadi, meskipun povidone-iodine adalah antiseptik dengan sifat virucidal, namun tidak dapat ditoleransi dengan baik sebagai obat kumur, karena rasanya yang kuat dan mengiritasi.
Selain itu, povidone-iodine dapat melukai mukosa faring karena efek sitotoksiknya, sehingga mengubah dinamika flora mikroba, memungkinkan pengendapan, masuk, dan invasi bakteri patogen dan virus.
Oleh karena itu, air garam (NaCl) lebih aman dalam memberikan kontribusi untuk pengendalian infeksi.
Bagaimana cara cuci hidung dengan air garam (NaCl)?
Mudah, simak di artikel selanjutnya mengenai cuci hidung cegah Covid-19 di GridHEALTH.id.(*)
Baca Juga: Tokoh Agama Banyak yang Wafat, Doni Monardo: 'Klaster Keagamaan Paling Banyak Menyumbang Covid-19'
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL