GridHEALTH.id - Pasien positif virus corona (Covid-19) hanya bisa sembuh jika memiliki antibodi yang kuat.
Dikutip dari WebMD, antibodi sendiri merupakan sejenis protein dalam tubuh yang berfungsi melindungi diri dari serangan virus dan bakteri.
Antibodi ini termasuk bagian penting dalam sistem kekebalan tubuh masnusia.
Mekanisme kerja sistem kekebalan tubuh adalah merespon ketika ada zat asing yang masuk tubuh.
Baca Juga: Bayi di Singapura Memiliki Antibodi Covid-19, Saat Hamil Ibunya Positif Virus Corona Baru
Misalnya ketika ada zat asing seperti Covid-19 menginfeksi, sistem kekebalan tubuh akan menciptakan antibodi tertentu untuk mengatasi serangannya.
Itulah mengapa ada pasien pasien Covid-19 bisa dinyatakan sembuh, meski vaksin penyakit tersebut belum ditemukan.
Berbicara mengenai pasien sembuh Covid-19, baru-baru ini seorang pria ditemukan memiliki antibodi yang sangat langka.
Bahkan saking langkanya, antibodi yang dimiliki pria ini disebut sebagai antibodi super.
Baca Juga: Seperti Ini Cara Kerja Vaksin Covid-19 yang Menjadi Senjata Andalan Hadapi Corona
Sebab antibodi yang dimilikinya mampu menetralisir infeksi Covid-19.
Dilansir dari NBC News, pria pemilik antibodi super ini adalah mantan jurnalis di Amerika Serikat bernama John Hollis.
Antibodi super Hollis ini diketahui setelah ia menularkan virus corona pada teman sekamarnya.
Awalnya hollis tidak mengatahui ia terinfeksi virus corona, namun setelah temannya sakit ia baru sadar merupakan orang tanpa gejala (OTG).
Kisah Hollis dan antibodi super miliknya bermula ketika dia mengajak anaknya, Davis, untuk berjalan-jalan ke Eropa pada awal Maret lalu.
Sepulang dari sana, Hollis mengalami gejala hidung tersumbat namun bisa sembuh dalam waktu singkat.
Dilain kesempatan, saat Hollis melakukan kontak teman sekamarnya mulai jatuh sakit, bahkan kondisinya berat.
Baca Juga: Pantas Orang Korea Sering Makan Kimchi, Ternyata Khasiatnya Ini Luar Biasa Bagi Tubuh
Teman sekamar Hollis pun dinyatakan positif Covid-19 dan harus dirawat selama satu bulan di rumah sakit.
"Itu berdampak buruk baginya. Saya merasa sangat bersalah kepadanya. Dan saya tak habis pikir, saya kebal terhadap (penyakit itu)? Antibodi saya bisa menolong sains moderen? Terlalu banyak yang harus saya pahami," ujar Hollis.
Pada bulan Juli, Hollis pun dinyatakan sebagai OTG dan diikutsertakan menjadi relawan untuk studi virus corona yang didukung oleh George Mason University President Gregory Washington.
Baca Juga: Hubungan Vertigo dan Covid-19, Seperti Dialami Oleh Almarhum Farida Pasha
Dari studi yang dipimpin oleh ahli patologi dan bioengineer Dr Lance Liotta inilah, Hollis diketahui memiliki antibodi super.
Dimana hasil studi menunjukan bahwa antibodi super Hollis dapat menetralisir Covid-19.
Bahkan antibodi super Hollis tetap bisa menangkal Covid-19, meski telah diencerkan hingga 10 ribu kali.
Antibodi super Hollis terbilang langka karena hanya ditemukan kurang dari lima persen pada populasi orang-orang yang pernah terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Stroke Masih Penyebab Penyakit Degeneratif yang Utama, Ini Gejalanya
Antibodi super yang dimiliki Hollis juga membuat darahnya menjadi sangat berguna dalam penelitian untuk mengidentifikasi terapi potensial untuk Covid-19
"Mempelajari antibodinya memberikan kami cara-cara baru untuk melawan Covid-19," ujar Liotta.
Dengan menggunakan antibodi dari Hollis, Liotta dan tim peneliti dapat memahami dengan lebih baik bagaimana cara membunuh Covid-19 dan cara memproduksi antibodi seperti milik Hollis secara massal.
Baca Juga: Positif Covid-19 dan Pneumonia di Rumah Sakit, Penyebab Artis Senior Ini Wafat
Saat ini, vaksin Covid-19 sudah mulai didistribusikan dan diberikan kepada masyarakat dunia.
Akan tetapi, terapi untuk mengobati Covid-19 juga tetap diperlukan. Hal ini membuat antibodi super Hollis menjadi sangat penting.
"Bila itu terdengar gila untukmu, bayangkan bagaimana perasaan saya," jelas Hollis.(*)
Baca Juga: Pemeran Mak Lampir Farida Pasha Meninggal Karena Terinfeksi Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL