Find Us On Social Media :

Kesaksian Dokter Tirta Setelah Disuntik Vaksin Sinovac: 'Itu Isinya Virus Mati'

Dokter Tirta

GridHEALTH.id - Dokter Tirta menjadi satu diantara tokoh pemuda yang dipilih pemerintah untuk mengikuti program vaksinasi nasional.

Ia disuntik vaksin Sinovac di Puskesmas Ngemplak, Sleman, Yogyakarta, Kamis (14/1/2021) kemarin.

Dokter Tirta pun menceritakan pengalamannya tak lama setelah mendapat vaksin virus corona (Covid-19) tersebut.

Baca Juga: 33 Lansia Dikabarkan Meninggal usai Divaksin, Satgas: 'Belum Ada Keputusan Final Pembelian Vaksin Pfizer'

Dilansir dari tayangan di kanal YouTube CNN Indonesia (14/1/2021), sebelum disuntik vaksin ia harus menjalani seragkaian tes.

Mulai dari tes Swab sehari sebelumnya, suhu, tekanan darah, gula darah, sampai menandatangani surat pernyataan.

Setelah tes tersebut terpenuhi, dokter Tirta baru diperbolehkan disuntik vaksin Sinovac.

Ia pun sempat memberi kesaksian terkait efek samping setelah diberi vaksin Sinovac ini.

Baca Juga: Raffi Ahmad Lolos dari Jerat Petitum di Pengadilan, Acara Kumpul-kumpulnya Menurut Polisi Tak Langgar Protokol Kesehatan

 "Nggak, nggak, jadi perlu digaris bawahi Sinovac itu isinya virus mati," ungkap dr. Tirta kepada pembawa acara yang bertanya.

Ia pun menjelaskan tidak ada yang perlu dikhawatirkan sebab vaksin Covid-19 tersebut terbuat dari virus yang sudah dilemahkan.

Baca Juga: Rekor Terbaru Indonesia Selama Pandemi Covid-19, Kini Urutan 19 Dunia dengan Jumlah Kasus 907.929 orang

"Apa yang kita khawatirkan, masa takut virus mati," sambungnya.

Diketahui vaksin sendiri memang merupakan produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.

Baca Juga: Sering Tes Swab Lewat Hidung, Benarkah Berdampak Buruk pada Kesehatan Otak dan Tubuh?

Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.

Lebih lanjut, dr. Tirta mengimbau meski sudah divaksin, masyarakat harus tetap melakukan protokol kesehatan.

Baca Juga: PSBB Transisi Dianggap Gagal, PPKM Jawa-Bali juga Tidak Efektif Turunkan Kasus Covid-19, Bagaimana Indonesia ke Depannya?

Sebab protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak serta menjauh kerumunan sagat penting ditengah penularan virus corona yang sulit diprediksi.

"Ya tetep kita protokol kesehatan 3M, jaga jaraknya itu diganti menjauhi kerumunan kalo nggak bisa menjaga jarak, cuci tangan, pakai masker, makan enak, suplemen, olahraga teratur, simpel kan," ungkap dr. Tirta.(*)

Baca Juga: Endometriosis Rektovaginal Bisa Bikin Nyeri Haid Semakin Parah

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL