Find Us On Social Media :

Mengapa Kita Begitu Khawatir Dengan Demam? Padahal Ini Manfaatnya

Pemeriksaan suhu badan untuk mencegah penularan Covid-19. Demam sering dikhawatirkan, padahal punya manfaat mengurangi keparahan penyakit.

GridHEALTH.id - Di antara banyak tindakan pencegahan penularan Covid-19, adalah pemeriksaan suhu badan secara instan dengan termometer nirkontak, seringnya pemindai dahi, sebelum memasuki gedung atau ruangan.

Jika suhu berada dalam kisaran normal, maka orang tersebut dipersilakan masuk. Jika suhunya tinggi, dinilai demam sehingga dilarang masuk.

Lalu, berapa sih sebenarnya suhu yang normal itu? Bahkan di Amazon Bolivia oleh dua antropolog, Michael Gurven dan Thomas Kraft, di Universitas California, Santa Barbara menulis di The Conversation, "Tidak ada satu pun suhu tubuh 'normal' universal untuk semua orang setiap saat.”

Sebaliknya, suhu tubuh bervariasi, tidak hanya dari satu orang ke orang lain, tetapi juga sepanjang hari - lebih rendah di pagi hari, lebih tinggi di malam hari.

Suhu badan berbeda saat bangun, selama dan setelah berolahraga. Bervariasi pada waktu yang berbeda dalam siklus menstruasi, dan pada usia yang berbeda, cenderung lebih rendah untuk orang tua dan lain sebagainya.

Lebih lanjut, para peneliti yang mengambil ratusan ribu pembacaan suhu dari orang-orang di Palo Alto, California, menemukan bahwa 36,38 derajat Celcius adalah normal baru, turun sekitar satu derajat dari apa yang ditetapkan oleh dokter Jerman Dr. Carl Wunderlich pada tahun 1867 dalam penelitian terhadap 25.000 derajat Celcius.

Baca Juga: Di Saat Anak Demam, Kapan Harus Segera ke Dokter? Ini Panduannya

Baca Juga: Kurang Pasokan, Eropa Diminta Memakai Vaksin Covid-19 Buatan China

Saat itu, penelitian Wunderlich menemukan bahwa suhu tubuh "normal" berkisar antara 36,22 hingga 37,5 derajat Celcius.