GridHEALTH.id - Metode swab anal atau tes usap dubur yang dilakukan pemerintah China kepada warganya memang cukup menyita perhatian publik belakangan ini.
Bagaimana tidak, pengambilan sampel di area yang tidak biasa tersebut dianggap lebih efektif dalam mendeteksi keberadaan virus corona (Covid-19).
Keefektifan tes usap dubur ini pun diakui Dr Li Tongzeng, selaku Direktur Asosiasi Penyakit Pernapasan dan Infeksi Rumah Sakit You'an, Beijing.
"Menerapkan tambahan swab melalui anal akan meningkatkan pendeteksian infeksi dan mengurangi kekeliruan diagnosis," kata Dr Li.
Baca Juga: Update Terbaru Asal-usul Covid-19, Pejabat WHO: Belum Tentu Dari China
Sementara itu, salah satu warga China yang tak disebutkan namanya pun menceritakan pengalamannya saat menjalani tes usap dubur kepada media setempat.
Menurutnya (tes usap dubur) yang ia jalani "agak memalukan".
Namun hal itu tetap ia lakukan demi kebaikan sendiri dan orang banyak.
"Tes berlangsung tak sampai 10 detik. Jadi bisa ditoleransi," ujarnya.
Douyacai, seorang mahasiswa yang baru kembali dari Korea Selatan, telah menjalani swab anal di Beijing pada hari ke-14 karantina.
Dalam postingan di salah satu media sosial, Douyacai menyebut dirinya dites dua kali melalui lubang anus.
"Rasanya sangat malu. Tidak ada perasaan lain. Selamat menjalani," tulis Douyacai.
Baca Juga: Bukan Hidung dan Tenggorokan, China Gunakan Tes Swab Anal untuk Deteksi Covid-19, Akuratkah?
Winny, seorang mahasiswa yang kuliah di Australia, mengaku telah menjalani tes usap dubur ini saat berada dalam karantina di kota Guangzhou.
Selain swab mulut, katanya, ia juga menjalani swab anal pada hari ke-12 karantina.
Disisi lain, Pakar penyakit menular di Australian National University (ANU) Dr Sanjaya Senanayake mengaku tidak yakin dengan apa yang ingin dicapai melalui tes usap dubur.
"Jelas, dari sudut pandang kepatuhan, pastilah orang lebih memilih swab hidung atau tenggorokan daripada swab anal," katanya kepada ABC.
Baca Juga: Kurang Pasokan, Eropa Diminta Memakai Vaksin Covid-19 Buatan China
Yang Zhanqiu dari Universitas Wuhan mengatakan, swab hidung dan tenggorokan masih merupakan tes paling efisien untuk Covid-19, mengingat virus ini tertular melalui saluran pernapasan bagian atas dibandingkan sistem pencernaan.
"Ada kasus-kasus tentang tes virus corona positif pada kotoran pasien, tapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Dr Yang kepada Global Times, media milik pemerintah China.
Sebuah makalah yang diterbitkan oleh sejumlah peneliti China pada Agustus 2020 menyimpulkan: " Swab anal mungkin spesimen optimal untuk deteksi SARS-CoV-2 untuk mengevaluasi keluarnya pasien Covid-19 dari rumah sakit."
Baca Juga: Negara Produsen Vaksin Covid-19 China Kembali Dilanda Wabah Covid-19 Seperti Tragedi Wuhan 2019-2020
"Pasien dengan hasil feses yang positif memerlukan isolasi lebih lanjut sampai virusnya benar-benar hilang," tambahnya.
Dr Senanayake mengatakan Pemerintah China tampaknya berusaha untuk menemukan kasus sebanyak mungkin.
"Tetapi bila ditemukan kasus positif melalui swab anal, hal itu mungkin membingungkan," katanya.
Para pendatang dari luar negeri kini menghadapi skema karantina dan isolasi selama sebulan yang diterapkan di banyak kota.(*)
Baca Juga: Tiba-tiba China Lakukan Tes Usap Dubur Pada Warganya, Ternyata Dinilai Efektif Untuk Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "China Gelar Tes Swab Lewat Lubang Anus, Warga: Tak Sampai 10 Detik"