Find Us On Social Media :

Hamil Kembar Dari Program Bayi Tabung Peluangnya Besar, Tapi Risikonya Ini Bukan Main

Peluang melahirkan bayi kembar lewat program bayi tabung.

GridHEALTH.id - Memiliki bayi kembar menjadi dambaan tersendiri bagi setiap pasangan.

Namun untuk mendapatkannya harus diakui memang tidak mudah.

Belakangan ramai diperbincangkan peluang hamil kembar dari program bayi tabung yang disebut cukup besar.

Baca Juga: Kisah Sejati 21 Tahun Menanti Kehamilan, di Tengah Pandemi Covid-19 Lahirlah Anak Cantik yang Dinantikan

Alhasil banyak pasangan yang tertarik menjalani program tersebut demi memiliki bayi kembar.

Akan tetapi tak sedikit juga yang masih belum tahu akan risikonya.

Lantas bagaimanakah sebenarnya peluang dan risiko hamil kembar dari program bayi tabung ini?

Berikut penututran Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG-KFER, MPH, selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre.

Menurutnya peluang hamil kembar dalam program bayi tabung harus diakui cukup besar.

Bahkan lebih tinggi dari kehamilan biasanya.

"Kelahiran kembar pada program bayi tabung itu lebih tinggi ketimbang hamil alami, sekitar 15-16%," terang dr. Budi dalam acara virtual Konferensi Pers RSPI yang bertajuk "RS Pondok Indah IVF Centre, Harapan Baru untuk Miliki Buah Hati", Kamis (4/2/2021).

Baca Juga: Yakin Ingin Ikut Program Bayi Tabung? Tahu Risikonya? Simak di Sini

"Kenapa? karena memang sebagian besar klinik bayi tabung di dunia dan di Indonesia melakukan penanaman embrio itu lebih dari satu, bisa dua."

"Rata-rata dua, atau bahkan kadang tiga untuk wanita berusia di atas 35 tahun dan tergantung juga pada kualitas embrio," tambahnya.

Akan tetapi hal itu menjadi kontradiksi tersendiri saat ini.

Baca Juga: 11 Pasangan Dipilih Asmirandah dan Jonas Rivanno Untuk Program Bayi Tabung Gratis

Sebab risiko hamil kembari dari program bayi tabung yang ternyata cukup besar.

"Tetapi sekarang trennya berbeda, tren layanan bayi tabung sekarang adalah dunia itu sekarang mensyaratkan single embryo transfer,"terang dr. Budi.

Baca Juga: Ibu Dengan Rahim Transplantasi Pertama Melahirkan Bayi Sehat di Turki

"Kenapa? Karena pada kehamilan kembar itu angka mortalitas atau angka kesakitan pada ibu hamilnya lebih tinggi, bayinya menjadi lebih kecil, dan kemudian lahirnya menjadi prematur, bisa darah tinggi, bayinya perlu dirawat di ICU dan sebagainya," tambahnya lagi.

Menurut dr. Budi saat ini target dari semua klinik bayi tabung adalah lahirnya bayi yang sehat bukan kembar.

Sehingga akan lebih baik jika mempertimbangkan risiko tersebut.(*)

Baca Juga: Memasuki Bulan Ketiga Usia Kehamilan, Asmirandah Beberkan Rahasia Selama Proses Menjalani Program Bayi Tabung

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL