Find Us On Social Media :

Fakta Baru dari Ilmuan WHO yang Melakukan Investigasi ke China, Musang Disebut Sebagai Inang Covid-19

Peter Ben Embarek dan Peter Daszak, 2 ilmuan WHO yang melakukan penelitian ke Wuhan.

GridHEALTH.id - Beberawa waktu lalu Badan Kesehatan Dunia (WHO), melalui salah satu tim penyelidik WHO, Peter Ben Embarek, telah mengungkapkan hasil investigasi WHO di China.

Ben Embarak yang berbasis di kantor WHO di Beijing selama dua tahun sejak 2009.

Baca Juga: Rekaman Suara Pejabat WHO Bocor, Diam-diam Kritik China yang Dari Awal Tertutup Soal Covid-19

Berikut hasil investigasi WHO di Wuhan menurut Peter Ben Embarek;

1. Membantah teori kebocoran virus corona dari laboratorium virologi di Wuhan yang menyebabkan pandemi.

"Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin," tegas dia.

"Tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian di masa mendatang," imbuhnya dalam konferensi pers di Wuhan, Selasa (9/2/2021), seperti dikutip Channel News Asia.

2. WHO yakin Covid-19 kemungkinan besar berasal dari kelelawar yang menular ke manusia melalui mamalia lain.

Tapi menurut Peter Ben Embarek, tidak ada kelelawar di daerah Wuhan mengurangi kemungkinan penularan langsung dari hewan ini.

Kemungkinan berasal dari spesies perantara, katanya.

Baca Juga: WHO Sebut Virus Corona Mungkin Berasal dari Makanan Beku, Bukan Dari Lab

Baca Juga: WHO Tidak Berhasil Temukan Asal Usul Virus Corona. Prof Nidom; Jika Ini Alami Mudah Dideteksi

3. Tidak ada bukti "wabah besar di Wuhan" sebelum Desember 2019, ketika kasus resmi pertama dicatat.

Melansir Al Jazeera, Selasa (9 Februari 2021), Liang Wannian, seorang ahli di Komisi Kesehatan Nasional China, kepada wartawan di pusat kota Wuhan mengatakan, tim gabungan dari 34 ahli China dan WHO yakin tidak ada bukti yang menunjukkan virus itu menyebar di kota itu (Wuhan) sebelum kasus resmi pertama tercatat pada Desember 2019.

Selain itu, tim peneliti sepakat virus itu berasal dari hewan, "tetapi inang reservoir masih harus diidentifikasi".

Sembilan hari setelah pernyataan resmi WHO tersebut yang disampaikan Peter Ben Embarek, tim ilmuan WHo lainnya yang ikut melakukan penelitian di China untuk mencari asal usul virus corona, Peter Daszak, mengungkapkan hal yang berbeda.

Malah menurutnya ada hal aneh di China selama dirinya melakukan penelitian.

Bahkan dirinya dengan tegas mengatakan, penelitian virus ke depan harus berpihak pada sains, bukan berpihak ke politik.

Berikut petikan cerita Peter Daszak kepada New York Times, seperti dilansir dari 24h.com.vn (17 Februari 2021).

Baca Juga: Statistik WHO, Kanker Payudara Paling Sering Terjadi Secara Global

“Meskipun Wuhan mungkin bukan tempat pertama di mana Covid-19 muncul, tempat ini telah memberi kami banyak data penting tentang epidemi.

Jalur studi virus ke depan harus sains, bukan politik.

Daszak adalah satu-satunya orang Amerika Serikat (AS) di tim investigasi asal Covid-19 yang datang ke Wuhan, China.

Ada banyak hal aneh saat kita pergi ke China.

Di China, apa pun yang ingin Anda lakukan, Anda harus bertemu dan makan.

Jika Anda tidak mengatur makanan, Anda tidak akan dapat melakukan apa pun di Tiongkok.

Orang China akan mengatakan Anda tidak sopan jika Anda menolak pertemuan tersebut.

Ketika kami tiba di Wuhan, ada lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia dengan Covid-19.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Meragukan, Ahli Epidemiologi UI: 'Itu Akal-akalannya Terawan'

Perjalanan ini bagi kami sangat sulit dan menegangkan. Wuhan diblokir selama 76 hari.

Beberapa orang di sini diisolasi dan kemudian mati di rumah mereka tanpa diketahui siapa pun.

Setelah itu, banyak orang menyebut Covid-19 sebagai virus Wuhan, virus China.

Anda tahu, saya merasakan beberapa mata menatap saya sedih, terkadang marah.

Kami juga pergi langsung ke pasar Hoa Nam.

Di permukaan cukup bersih dan luas, tidak seperti tempat penyembelihan hewan hidup.

Namun, ketika saya masuk pasar, saya merasa cukup takut, lembab.

Baca Juga: Alyssa Soebandono; Masa Depan Generasi Maju Ada di Tangan Orangtua, Kecukupan Zat Besi Kuncinya

Banyak petunjuk bahwa tempat ini dulunya menjual hewan hidup seperti penyu, ular."

Saat ditanya oleh wartawan New York Times, hewan mana yang paling mencurigakan sebagai inang perantara penularan Covid-19 ke manusia, Daszak mengatakan itu adalah musang.

Namun, Daszak tidak tahu apakah musang tersedia untuk dijual di pasar makanan Laut China Selatan.

Peter Daszak pun mengungkapkan jika suasana di Wuhan tidak memengaruhi pekerjaannya.

Malah menurut Peter Daszak, tim peneliti WHO orang pertama, bukan orang lokal pemerintah, yang memasuki pasar Hoa Nam sejak wabah Covid-19.

"Orang-orang yang bekerja di sana sekarang bukan pedagang, tetapi ahli epidemiologi Tiongkok," kata Daszak.

Baca Juga: Mutasi Virus Corona Munculkan 4 Gejala Baru Covid-19 yang Aneh, Tanpa Ada Demam

Selama melakukan penelitian di Wuhan, setelah di isolasi selama dua minggi paska kedatangan, "Setiap orang yang melakukan kontak dengan kami memakai pakaian pelindung."

"Sampah kami ditempatkan di kantong kuning terpisah dengan tanda biohazard. Ini sangat berbeda," papar Peter Daszak.

Tapi anehnya sepulang saya dari China, di New York, tidak ada yang mengatakan bahwa dirinya harus menjalani karantina.(*)

Baca Juga: Alasan Utama Mengapa Penyandang Diabetes Harus Merawat Jantungnya

#berantasstunting

#HadapiCorona

#BijakGGL

 

Sebagian artikel ini telah publish di Intisa-online.com, dengan judul; Berhasil Masuk ke China, Peneliti dari WHO yang Selidiki Covid-19, Sebut Ada Banyak Hal Aneh dan Janggal di Negeri Panda Itu