Karena kondisinya semakin memburuk, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Tokyo dan kabarnya menjalani transfusi sel induk perifer pertama di dunia.
Ia diberi banyak darah, cairan, dan obat-obatan yang bahkan saat itu belum tersedia di Jepang.
Dia juga harus menjalani transplantasi kulit karena semua jaringan kulit dan pori-porinya rusak.
Setelah dirawat selama seminggu, Ouchi mengatakan, "Aku tidak tahan lagi, aku bukan kelinci percobaan."
Namun, dokter tetap merawatnya dan mengambil langkah-langkah tepat agar ia bisa bertahan hidup.
Baca Juga: Waduh, Hanya Karena Ini Tentara Amerika Menolak Disuntik Vaksin Covid-19
Setelah berjuang selama 83 hari, Ouchi meninggal karena gangguan akut pada sistem organnya.
Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menyatakan dia meninggal pada 21 Desember 1999, pukul 11.21 waktu setempat.
Pada tanggal 27 November, jantung Ouchi berhenti berdenyut selama 70 menit.
Namun dokter berhasil menjaganya tetap hidup dengan transfusi darah dan cairan berbagai obat-obatan agar denyut nadinya kembali stabil.