Find Us On Social Media :

Thailand Jadikan Ganja Tanaman Komersial dan Sumber Penghasilan Petani, Ternyata Ini Manfaat dan Bahayanya

Tanaman ganja di Thailand.

GridHEALTH.id - Sampai saat ini kegunaan tanaman ganja dalam dunia medis masih menjadi kontroversi.

Dimana di satu sisi ganja diyakini memiliki manfaat untuk kesehatan, disisi lain penggunaannya yang tidak tepat justru terbukti sangat berbahaya bagi tubuh.

Namun terlepas dari itu, Thailand baru-baru ini dikabarkan menjadikan ganja sebagai tanaman komersial.

Baca Juga: Jennifer Jill Ditangkap bareng Ajun Perwira Anakanya, Ada Barang Bukti Narkotika Golongan 1, Apa Jenisnya?

Hal ini membuat ganja bisa menjadi sumber penghasilan baru bagi para petani.

Kabar tersebut disampaikan langsung oleh wakil juru bicara pemerintah Traisulee Traisoranakul.

"Setiap orang berhak menanam mariyuana dengan bekerja sama dengan rumah sakit provinsi untuk keperluan medis," kata Traisoranakul.

Akan tetapi Traisoranakul memberi catatan hanya petani yang diberi persetujuan pihak berwenang yang diperbolehkan menanam ganja.

“Sejauh ini, 2.500 rumah tangga dan 251 rumah sakit provinsi telah menanam 15.000 tanaman ganja,” kata Traisoranakul.

“Kami berharap ganja dan rami akan menjadi tanaman komersial utama bagi petani,” tambahnya.

Disebutkan juga bahwa pihak yang dapat meminta izin untuk menanam ganja termasuk universitas, perusahaan komunitas, profesional medis dan profesional pengobatan tradisional.

Pengumuman itu muncul setelah Thailand tahun lalu menghapus bagian ganja dan hemp (rami) tertentu dari daftar narkotika.

Baca Juga: Sah Dijadikan Obat Medis oleh PBB, BNN Masih Sebut Ganja Sebagai Narkoba

Traisulee mengatakan, ganja juga dapat digunakan dalam makanan dan minuman di restoran, asalkan berasal dari produsen yang disetujui.

Bulan ini, kata Traisoranakul, Medical Marijuana Institute akan mengadakan sesi informasi untuk investor dan publik bulan ini.

Produsen obat negara, Organisasi Farmasi Pemerintah, mengatakan akan membeli ganja dari perusahaan komunitas yang disetujui hingga 45.000 baht (US$ 1.500) per kilogram, untuk mereka yang mengandung 12% cannabidiol (CBD).

Sementara itu jika ditilik dari sisi medis, ganja memang memiliki reputasi yang bermacam-macam dalam dunia kesehatan baik karena manfaatnya maupun bahayannya.

Baca Juga: PBB Putuskan Ganja sebagai Tanaman Obat dan Narkotika Tak Berbahaya

CBD telah diuji oleh beberapa penelitian untuk mengetahui seberapa besar dampaknya bagi kesehatan.

Beberapa manfaat yang dapat cukup berhasil dengan penggunaan minyak ini adalah mengobati sindrom epilepsi, skizofrenia, menghentikan kebiasaan merokok, hingga mengatasi gangguan kecemaasan.

Baca Juga: Menteri Pertanian Tetapkan Ganja Sebagai Tanaman Obat Lalu Dibatalkan, Di Luar Negeri Minyak Ganja Terbukti Ampuh Matikan Sel Kanker

Akan tetapi ganja juga sudah terbukti memiliki efek yang membahayakan bagi tubuh.

Melansir laman MedlinePlus.gov, ganja dapat menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang.

Efek jangka pendek akan menyebabkan ganguan kesehatan seperti perasaan yang berubah seperti melihat warna yang lebih cerah, perasaan waktu yang berubah, perubahan mood, masalah dengan gerakan tubuh, masalah dengan pemikiran, pemecahan masalah, dan memori, serta nafsu makan meningkat.

Sedangkan efek jangka panjang yang diberikan meliputi masalah pernapasan dan batuk, bahkan masalah dengan perkembangan otak.(*)

Baca Juga: Bak Bumerang, Dulu Selalu Anggap 'Gila' Para Artis yang Terjerat Narkoba, Dwi Sasono Kena Amuk Widi Mulia: 'Gila Ya! Gue Orang yang Paling Dekat Sama Lo!'

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL