Posisi ini memungkinkan melapangkan daerah punggung (punggung) paru-paru, meningkatkan gerakan tubuh dan meningkatkan pengeluaran sekresi yang pada akhirnya dapat menyebabkan untuk kemajuan oksigenasi (pernapasan).
Menurut Lenore Reilly, manajer perawat Perawatan Kritis di JFK Medical Center, dilansir dari hackensackmeridianhealth.org (6 Mei 2020), beberapa pasien yang mengalami gangguan pernapasan ringan yang tidak memerlukan ventilator, atau mereka yang dapat berkembang menjadi gangguan pernapasan parah, menunjukkan peningkatan oksigenasi dari pronasi.
Baca Juga: Seorang Wartawan Matanya Bengkak Usai Disuntik Vaksin Covid-19, Risiko Medis atau Kelalaian Medis?
Dalam proning pasien ditempatkan dalam posisi tengkurap selama 16 hingga 18 jam dan kemudian ditempatkan dalam posisi terlentang (berbaring horizontal dengan wajah dan batang tubuh menghadap ke atas) selama 6 hingga 8 jam jika kadar oksigen dapat ditoleransi.
“Saat pasien dalam posisi tengkurap dan atau terlentang, pemeriksaan laboratorium dan radiologi khusus akan dipesan,” kata Lenore.
Tapi ingat, tidak semua pasien bisa melakukan proning.
* Pasien dengan kasus ketidakstabilan tulang belakang
* Pasien yang mengalami fraktur
* pasien yang mengalami luka terbuka
Baca Juga: Ragam Vaksin Mulai Bermunculan, Persaingan Penyuntikan Mandiri Dimulai