Find Us On Social Media :

Banyak Warga Rasakan Sakit Psikologis, Jepang Desak China Hentikan Tes Usap Dubur Untuk Covid-19

Seorang pria menjalani tes usap tenggorokan untuk tes virus corona di sebuah rumah sakit di Beijing, China, Minggu 17 Januari 2021.

GridHEALTH.id - Tes usap dubur atau swab anal yang dilakukan pemerintah China untuk mendeteksi virus corona (Covid-19) akhirnya diprotes Jepang.

Bagaimana tidak, tes usap dubur yang dilakukan ternyata telah menyebabkan rasa sakit psikologis yang hebat pada banyak warganya.

Hal itu diungkap Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Katsunobu Kato dalam konferensi pers, dikutip dari Daily Mail.

Baca Juga: Kesaksian Warga China Saat Lakukan Tes Usap Dubur Untuk Covid-19: 'Rasanya Sangat Memalukan'

"Beberapa orang Jepang melaporkan ke kedutaan kami di China bahwa mereka menerima tes swab lewat dubur, yang menyebabkan rasa sakit psikologis yang hebat," ungkap Kato.

Tidak diketahui berapa banyak warga Jepang yang menerima tes usap dubur tersebut.

Namun Kato akan terus meminta China untuk mengubah tes covid-19 tersebut.

Sebelumnya, diberitakan juga seorang diplomat Amerika Serikat (AS) di China mengaku dipaksa melakukan tes usap dubur untuk Covid-19.

Alhasil Washington pun protes dan menyebut rosedur itu 'tidak bermartabat', sehingga mengimbau kepada staf untuk menolak tes jika diminta untuk mengambilnya.

Disisi lain, juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian membantah klaim tersebut.

Dikutip dari BBC, Zhao Lijian mengatakan dalam konferensi pers bahwa China tidak pernah meminta staf diplomatik AS yang ditempatkan di China untuk melakukan tes usap dubur.

Baca Juga: Tiba-tiba China Lakukan Tes Usap Dubur Pada Warganya, Ternyata Dinilai Efektif Untuk Covid-19

Minggu lalu, Washington Post melaporkan bahwa beberapa pekerja telah memberi tahu departemen luar negeri AS bahwa mereka telah menjalani tes.

Tidak diketahui berapa banyak diplomat AS yang mungkin menjalani tes tersebut.

"Departemen Luar Negeri tidak pernah menyetujui pengujian semacam ini dan memprotes langsung kepada Kementerian Luar Negeri ketika kami mengetahui bahwa beberapa staf menjadi sasarannya ," kata juru bicara departemen luar negeri AS.

Baca Juga: Negaranya Gunakan Metode Swab Anus, Masyarakatnya Berjalan Seperti Pinguin

Diketahui China memperkenalkan tes usap dubur pada bulan awal Januari lalu.

Li Tongzeng, seorang dokter penyakit pernapasan dan infeksi di Beijing mengatakan kepada media pemerintah bahwa tes anal dapat menghindari infeksi yang hilang karena jejak virus dapat dideteksi untuk waktu yang lebih lama daripada tes Covid-19 yang lebih umum digunakan di mulut dan hidung.

Namun dia menegaskan, tes tersebut hanya diperlukan untuk orang-orang tertentu seperti mereka yang menjalani karantina.

Baca Juga: Bukan Hidung dan Tenggorokan, China Gunakan Tes Swab Anal untuk Deteksi Covid-19, Akuratkah?

Beberapa kota di China menggunakan sampel yang diambil dari anus untuk mendeteksi potensi infeksi covid-19.

Hal tersebut dilakukan saat China meningkatkan skrining untuk memastikan tidak ada pembawa potensial virus corona baru yang terlewat.

Dalam tes swab anal tersebut, swab perlu dimasukkan sekitar tiga hingga lima sentimeter (1,2 hingga 2 inci) ke dalam rektum dubur dan diputar beberapa kali.

Setelah diputar dua kali, kain penyeka dilepas sebelum ditempatkan dengan aman di dalam wadah sampel. Keseluruhan prosedur memakan waktu sekitar 10 detik.(*)

Baca Juga: Sakit Kanker Usus, Henky Solaiman Pamit dari Sinetron Dunia Terbalik

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Jepang Minta China Stop Tes Swab Anal Covid-19 ke Warganya, Sebut Sebabkan Rasa Sakit Psikologis