GridHEALTH.id - Pada tahun ini pemerintah memang melonggarkan aturan pembelajaran tatap muka pada jenjang perkuliahan.
Dimana menurut urat Edaran Ditjen Dikti Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Akademik 2020/2021 perkuliahan bisa dilakukan secara tatap muka maupun online sesuai status dan kondisi setempat.
Baca Juga: Juli 2021 Sekolah Dibuka Kembali dengan Tatap Muka Tidak Murni
Sayangnya kejadian tak terduga terjadi di sebuah Sekolah Tinggi Swasta di Kabupaten di Cianjur.
Dimana akibat kuliah tatap muka yang dilaksanakan, justru menyebabkan 30 orang Mahasiswa terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19).
Kejadian ini pun dibenarkan oleh Juru Bicara Tim penanganan Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Cianjur dr Yusman Faisal seperti dilansir dari Radar Cianjur, Selasa (2/3/2021).
Menurutnya mereka yang positif Covid-19 adalah puluhan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Teologi (STT) SAPPI, Kecamatan Ciranjang, Kabupaten Cianjur.
Faisal mengatakan awalnya terdapat dua orang mahasiswi yang mengeluh indra penciumannya tiba-tiba tidak peka.
Pihak kampus pun kemudian memanggil bisan desa untuk mengidentifikasinya.
Baca Juga: 1 dari 3 Anak Terkena Gangguan Mental Terkait Pandemi Covid-19, Studi
“Setelah dilaporkan kepada kepala puskesmas, baru lusanya dilakukan penyelidikan secara epidemiologi,” ungkap Yusman.
Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh pihak kampus, ditemukanlah 30 orang mahasiswa yang terkonfirmasi positif.
“Setelah dilakukan penyelidikan, kemudian sekitar 100 orang diperiksa swab PCR ,” kata Yusman.
“Dari hasil yang didapatkan tersebut semua mahasiswa itu terkonfirmasi Positif Covid-19,” sambungnya.
Yusman juga mengungkapkan bahwa kampus tersebut ternyata mengadakan kuliah tatap muka bagi mahasiswanya.
Dari hasil tes dan tracing yang dilakukan terhadap 30 mahasiswa yang positif tersebut terungkap bahwa kuliah tatap muka yang dilaksakan juga ternyata tidak mematuhi protokol kesehatan dengan baik.
Baca Juga: Lolos dari Masa Kritis di ICU akibat Infeksi Covid-19 dengan Terapi Plasma Konvalesen
“Artinya mereka saat melakukan pembelajaran tidak sesuai protokol kesehatan (prokes). Seperti tidak memakai masker, tidak mencuci tangan serta tidak menjaga jarak. Selain itu mahasiswa keluar masuk Kota Cianjur, kemudian keluar kota juga dengan dosennya,” ungkapnya.
Pihak Yusman juga menduga penularan virus corona ini terjadi karena mhasiswa maupun dosen memiliki riwayat perjalanan keluar kota yang intens.
“Ada beberapa orang atau satu dua orang terkena, karena bertatap muka sistem belajarnya. Sehingga akhirnya semua tertular,” ungkapnya.
Baca Juga: Tanda Mengalami Long Covid, Segera Periksa ke Dokter Jika Fungsi Organ Tubuh Ini Mulai Terganggu
Melihat kejadian tersebut, tentu menjadi pembelajaran bagi kita untuk selalu mematuhi protokol kesehatan dengan benar.
Diketahui protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan rutin mencuci tangan sangat penting dilakukan saat pandemi Covid-19 ini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona sangat sulit diprediksi.
Mereka menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam kontak dekat atau dalam jarak sekitar 6 kaki untuk waktu yang lama.
Penyebaran virus corona terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di mulut atau hidung orang-orang di dekatnya.
Sehingga menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di masa pandemi ini menjadi kewajiban yang tak boleh diabaikan.(*)
Baca Juga: Setelah Virus Corona Baru B117 Ditemukan di Karawang Jabar, Lakukan Cara Ini Untuk Mencegahnya
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL