Find Us On Social Media :

Perawatan Pasca Melahirkan: 6 Zat Gizi yang Wajib Dipenuhi Ibu Agar Bisa Menyusui Dengan Lancar

Perawatan terpadu pasca melahirkan (integrated postnatal care).

GridHEALTH.id - Setelah persalainan salah satu hal terpenting yang harus seorang ibu dan keluarga perhatikan adalah postnatal care alias perawatan pasca melahirkan.

Perawaran pasca melahirkan menjadi sangat penting karena selain mempercepat pemulihan Ibu dan mencegah komplikasi setelah melahirkan.

Itu juga akan meningkatkan kualitas hubungan Ibu dan bayi serta keluarga nantinya.

Perlu diketahui fase kritis bagi kehidupan ibu dan bayi yang baru lahir adalah hari dan minggu pertaman setelah persalinan (periode postnatal).

Baca Juga: Sering Terjadi di Akhir Masa Kehamilan, Ini Penyebab Sakit Pinggang dan Cara Mengatasinya

Dimana sebagian besar kematian Ibu dan bayi terjadi dalam periode tersebut.

Kejadian ini umumnya terjadi berkaitan dengan kurangnya perawatan berkualitas saat lahir dan perawatan setelah lahir di hari-hari pertama kehidupan.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) diperkirakan ada 303.000 kematian ibu setiap tahun yang sebagian besar kematian ini terjadi setelah melahirkan.

Menanggapi hal itu, dr. Patricia Halim Puteri, Sp.GK, Spesialis Gizi dari Klinik Health360 Indonesia menjelaskan bahwa terdapat beberapa perubahan pada fisik ibu pasca melahirkan.

Misalnya perubahan berat badan, perubahan bentuk payudara, perubahan pada uterus, vagina dan vulva, menjadi sulit menahan buang air kecil, muncul stretch mark pada bagian tubuh tertentu serta kerontokan rambut.

Hal itu disampaikan Patrcia dalam acara Virtual Press Conference bertajuk "Pentingkah melakukan perawatan terpadu pasca melahirkan?" yang diselenggarakan Klinik Health360 Indonesia, Selasa (9/3/2021).

Menurut Patricia perawatan pada masa postnatal bersifat holistik atau keseleruhan, termasuk juga soal asupan gizi pasca melahirkan,

Sehingga ia menyarankan agar ibu yang baru melahirkan tidak terlalu khawatir akan perubahan tubuh yang terjadi.

Baca Juga: Sempat Geger Akibat Hamil 1 Jam karena Angin Masuk ke Organ Intim, Sosok Pria yang Menghamili Terkuak hingga Diseret ke Kepolisian

Alih-alih menjalankan diet, Patricia mengimbau untuk para ibu untuk memenuhi gizinya terlebih dahulu setelah melahirkan.

"Diet ketat dapat mengurangi produksi ASI, pemantauan penurunan berat badan yang terarah sesuai dengan kebutuhan metabolisme ibu yang menyusui dan adanya penyembuhan luka operasi atau jahitan jalan lahir pasca melahirkan,” jelasnya.

Postnatal exercise penting dilakukan selain memperbaiki struktur tubuh pasca melahirkan, juga berfungsi untuk mendukung keberhasilan program gizi dalam rangka penurunan berat badan.

Berbicara tentang asupan, ibu menyusui (busui) perlu memperhatikan status gizi dan kecukupan asupan hariannya, karena sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas ASI.

Baca Juga: Bukti Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Tinggi, Kalimantan Barat Catat 115 Ibu Meninggal Saat Persalinan Selama 2020

Perlu juga diketahui untuk memproduksi 100 ml ASI (setara dengan 75 kkal) dibutuhkan energi sekitar 85 kkal.

Pada 6 bulan pertama, ibu menyusui dapat menghasilkan ASI rata-rata 750 ml/hari.

Menurut rekomendasi AKG 2019, pada 6 bulan pertama busui membutuhkan tambahan energi sebanyak 330 kkal sampai 400 kkal dari kebutuhan energi harian perempuan dewasa (kebutuhan harian perempuan dewasa usia 19-29 tahun sebesar 2.250 kkal).

Ibu menyusui harus memerhatikan asupan gizi dan nutrisinya dengan mengonsumsi aneka jenis pangan yang lebih beragam untuk memenuhi kebutuhan energi, protein dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral), untuk pemeliharaan kesehatan ibu dan produksi ASI.

Baca Juga: Gambaran Pemulihan Setelah Melahirkan Normal Vs Sesar, Ternyata Tidak Seperti yang Kita Sangka

Adapun zat gizi yang harus dipenuhi oleh ibu agar bisa menyusui dengan lancar diantaranya:

1. Energi

Ibu menyusui memerlukan tambahan energi 330 kkal pada 6 bulan pertama dan 400 kkal pada 6 bulan kedua seperti beras/nasi, jagung, gandum, umbi-umbian, dan lain-lain.

2. Protein

15-25% dari total kalori, terdiri dari protein hewani dan protein nabati.

Baca Juga: Sebelum Pecah Ketuban, Inilah 8 Tanda-tanda Persalinan Sudah Dekat yang Perlu Diperhatikan!

3. Lemak

Ibu menyusui membutuhkan tambahan lemak harian sebanyak 2,2 gram pada 6 bulan pertama dan pada 6 bulan selanjutnya.

Sementara kebutuhan lemak harian perempuan dewasa adalah 60-70 gram.

Namun, yang perlu dikonsumsi adalah lemak baik atau lemak tak jenuh, seperti alpukat, salmon, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun.

4. Serat

Perempuan dewasa pada umumnya membutuhkan serat 20-30 gram per hari.

Ibu menyusui membutuhkan tambahan serat sebanyak 5 gram pada 6 bulan pertama dan 6 gram per hari pada bulan-bulan selanjutnya.

Baca Juga: Pijat saat Hamil Muda Berisiko Keguguran, Coba lakukan 4 Cara Aman Ini untuk Redakan Pegal

5. Kalsium

Perempuan dewasa per harinya memerlukan 1.000 mg kalsium, sementara Ibu menyusui membutuhkan tambahan asupan kalsium sebanyak 200 mg per harinya.

6. Air

Perempuan dewasa membutuhkan 2.300 ml air setiap harinya.

Sedangkan, Busui membutuhkan tambahan cairan sebanyak 800 ml setiap harinya dari perempuan dewasa biasanya.(*)

Baca Juga: Ibu Hamil Positif Covid-19 Masih Bisa Melahirkan Normal, Ini Catatan Dokter Kandungan

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL