GridHEALTH.id - Algoritme Instagram mendapat kecaman dari influencer karena menampilkan postingan mereka hanya kepada sekitar 10% pengikut mereka dan membatasi jangkauan mereka, tetapi kali ini platform media sosial terlibat dalam pelanggaran yang jauh lebih serius, menyebarkan rumor vaksin Covid-19.
Dilansir dari Reuters (12/03/2021), sebuah studi baru-baru ini mengungkapkan bahwa platform tersebut mendorong informasi yang salah tentang virus corona dan vaksin Covid-19 ke timeline penggunanya melalui postingan.
"Algoritme Instagram mendorong orang semakin jauh ke dalam realitas mereka sendiri, tetapi juga memisahkan realitas tersebut sehingga beberapa orang mendapatkan informasi yang salah sama sekali dan beberapa orang semakin didorong oleh informasi yang salah tadi," kata Imran Ahmed, CEO dari Center for Countering Digital Hate yang melakukan studi tersebut, dikutip oleh US National Public Radio (12/03/2021).
Platform media sosial merekomendasikan 104 posting yang berisi informasi yang salah, sekitar satu posting seminggu, dari September hingga November pada 2020, menurut perusahaan nirlaba yang memiliki kantor di London dan Washington D.C.
Baca Juga: Ilmuwan Turki Upayakan Pemanfaatan Boron Untuk Pengobatan Kanker
"Menempatkannya ke dalam timeline benar-benar ampuh," kata Ahmed. "Kebanyakan orang tidak akan menyadari bahwa mereka diberi informasi dari akun yang tidak mereka ikuti. Mereka berpikir 'Ini adalah orang-orang yang telah saya pilih untuk diikuti dan dipercaya,' dan itulah yang membuatnya sangat berbahaya."
Meskipun Facebook diduga mengambil pendekatan agresif terhadap kebohongan tentang vaksin Covid-19 dalam beberapa bulan terakhir, para kritikus mengatakan pertarungan tersebut tidak efisien untuk mencegah penyebaran informasi yang salah dengan posting saran otomatisnya.
Baca Juga: Hari Ginjal Sedunia, Tips dan Trik Menjaga Ginjal Tetap Sehat
Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehat yang Dilakukan Untuk Menghindari Stroke di Usia Muda
Pinterest mengambil inisiatif serupa pada 2019 ketika mengumumkan akan mengarahkan pencarian terkait vaksin (Covid-19) di platform ke badan ilmiah yang kredibel seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di AS. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL