Find Us On Social Media :

Kondisi Terkini Doni Monardo Pasca Donor Plasma Konvalesen, Ini Pengakuannya

Ketua Satgas Covid19 Letjen TNI Doni Monardo.

GridHEALTH.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekaligus Ketua Satgas Covid-19, Doni Monardo menjadi salah satu tokoh yang mendonorkan plasma konvaselen.

Diketahui donor plasma konvalesen ini sangat dianjurkan karena dapat membantu pasien positif Covid-19 yang membutuhkan.

Dikutip dari Indonesia.go.id (28/4/2020), salah satu studi tahun 2020, yang terbit dalam Journal of the American Medical Association, menemukan bahwa donor plasma konvalesen terbukti dapat membantu dalam penyembuhan pasien sakit kritis dengan Covid-19.

Baca Juga: Lolos dari Masa Kritis di ICU akibat Infeksi Covid-19 dengan Terapi Plasma Konvalesen

Pada penelitian tersebut, tercatat bahwa terdapat 5 pasien rentang usia 36 tahun - 65 tahun yang mengikuti terapi plasma konvalesen.

Hasilnya dari 5 pasien, 3 telah dipulangkan dari rumah sakit dengan lama perawatan berkisar 53 hari, 51 hari, dan 55 hari.

Sementara, 2 dalam kondisi stabil pada hari ke-37 setelah transfusi.

Berbicara mengenai hal ini, Doni Monardo pun mengungkap kondisi terkininya pasca donor plasma konvalesen.

Secara singkat, Doni mengungkapkan jika aksinya mendonorkan plasma adalah bentuk rasa syukur karena telah sembuh dari Covid-19.

Ia berkata, saat ini masih sulit mencari pendonor dari penyintas Covid-19.

Dirinya juga mengatakan tidak menemui efek samping yang berarti setelah mendonorkan plasma konvaselen.

"Setelah mendonorkan, tidak ada efek samping. Beberapa hari kemudian badan menjadi lebih enak dan nyaman," ujarnya dikutip dari Kontan.co.id, Rabu (17/3/2021).

Baca Juga: 20 Hari Jalani Isolasi Mandiri, Ketua Satgas Doni Monardo Sembuh dari Covid-19: 'Siap Sumbangkan Plasma Konvalesen'

Sekedar info, Doni dinyatakan positif Covid-19 pada 23 Januari 2021 setelah memimpin penanggulangan korban gempa bumi di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan.

Ia menjalani perawatan selama 20 hari sebelum hasil negatif uji usap PCR pada 12 Februari.

Sesuai ketentuan, penyintas Covid-19 yang memenuhi syarat bisa melakukan donor plasma konvalesen setelah sembuh 14 hari hingga tiga bulan.

Baca Juga: Donor Plasma Konvalesen Untuk Selamatkan Nyawa Pasien Covid-19, Ini Syaratnya

Dia berharap, ke depannya akan lebih banyak penyintas Covid-19 yang melakukan donor serupa.

Sementara itu, ahli genetika dan biologi molekular Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha, dr Theresia Monica menjabarkan donor terapi plasma konvalesen (TPK) digunakan untuk membantu pasien Covid-19 dari stadium sedang hingga kritis.

"Pemberian TPK lebih dini akan sangat memberikan efek optimal. Bagi pendonor, ini malah sangat bagus sebab tubuh pendonor akan memproduksi plasma sehingga antibodi bertahan lebih lama," jelasnya.

Baca Juga: Sering Tampil Depan Layar, Menko Airlangga Hartarto Sembunyikan Berita Pernah Positif Covid-19, Epidemiolog Geram: 'Sangat Disayangkan'

Theresia lebih jauh memaparkan, pihak yang diutamakan menjadi pendonor adalah penyintas Covid-19, dengan syarat khusus diutamakan pria yang tidak mengalami kondisi kritis saat Covid-19 atau perempuan yang belum pernah hamil atau keguguran.

"Ini bukan diskriminasi gender, tetapi ini untuk meningkatkan efektifitas sebab perempuan yang sudah hamil atau keguguran memiliki antibodi Anti-human leukocyte antigens (HLA) yang berpotensi menimbulkan efek samping," jelasnya.

Namun demikian, dia menyatakan kasus efek samping yang terjadi dari donor plasma konvelasen sangatlah kecil yakni 1:5000.

"Efek samping yang bisa berupa demam hingga kemerahan, namun hal ini sangat kecil terjadi, yakni kasusnya 1:5000. Maka tidak ada alasan untuk donor plasma konvelasen," tutup dia.(*)

Baca Juga: Penting Diketahui, Berikut Manfaat dan Efek Samping Terapi Plasma Konvalesen

 #berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL