1. Penggunaan alat tensi yang tidak tepat
Kesalahan dalam mengukur tekanan darah dapat menyebabkan pembacaan tinggi yang salah.
Idealnya, pasien akan menindaklanjuti pengukuran di kantor dengan pemeriksaan rutin di rumah untuk menyingkirkan "hipertensi jas putih", yang terjadi karena kecemasan dalam pengaturan klinik.
Di kedua tempat tersebut, pasien harus diminta untuk mempersiapkan pengukuran tekanan darah dengan mengosongkan kandung kemih mereka, menghindari rokok atau kafein selama setengah jam sebelum pengukuran.
Tak lupa juga untuk duduk diam selama beberapa menit sebelum melakukan pembacaan.
Selama tes, pasien harus mengistirahatkan lengan yang diukur pada permukaan setinggi dada, kaki harus rata di lantai, dan tidak boleh berbicara.
2. Penggunaan obat bebas
Orang-orang yang menggunakan obat bebas atau over the counter (OTC) untuk mengobati sakit ringan dan nyeri dilaporkan dapat melihat lonjakan tekanan darah pada tubuh.
Obat bebas, termasuk obat anti inflamasi seperti naproxen (Aleve) dan ibuprofen (Advil) telah terbukti bisa meningkatkan tekanan darah.
Obat-obatan seperti acetaminophen (Tylenol) atau paracetamol juga cenderung dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Selain itu, banyak obat dekongestan yang dijual bebas diketahui bisa meningkatkan tekanan darah.
Beberapa obat resep juga dapat meningkatkan tekanan darah hingga menyebabkan darah tinggi.
Adapun obat tersebut diantaranya Obat resep yang digunakan untuk merawat kesehatan mental, Obat KB oral, Imunosupresan, Obat kanker dan Steroid.
Namun, siapa saja disarankan untuk tidak berhenti minum obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang meresepkannya.
Baca Juga: 2 Buah-buahan dan 1 Bumbu Dapur yang Ampuh Turunkan Hipertensi