Find Us On Social Media :

Gangguan Indra Penciuman Jadi Salah Satu Gejala Covid-19, Ketahuilah Beda Jenis Parosmia dan Phantosmia Ini

Parosmia dan Phantosmia adalah gangguan pada indra penciuman yang menjadi saalah satu gejala Covid-19.

GridHEALTH.id - Hilangnya kemampuan untuk mencium aroma atau parosmia menjadi salah satu ciri yang harus diperhatikan bagi yang terpapar virus Covid-19.

Parosmia sendiri merupakan istilah medis untuk mengalami distorsi indra penciuman.

Seperti dilansir dari fifthsense.org.uk dalam artikel 'Parosmia And Phantosmia', seseorang dengan parosmia mungkin dapat mendeteksi bau, tetapi bau dari benda-benda tertentu (atau terkadang semuanya) berbeda, dan seringkali tidak menyenangkan.

Bau tak sedap ini sering digambarkan seperti bahan kimia, rasa terbakar, feses, daging busuk, jamur.

Baca Juga: Dokter THT Ungkap Cara Ampuh Kembalikan Indra Peciuman yang Hilang Akibat Covid-19, Ini Yang Harus Dilakukan

Bagi sebagian orang, gejala ini muncul sebagai respons terhadap bau tertentu, dan bagi sebagian lainnya dapat dipicu oleh hampir semua bau.

Parosmia dapat berkisar dari ringan hingga parah, dan bisa menjadi pengalaman yang sangat menyedihkan bagi yang mengalaminya.

Banyak yang mengatakan, pengalaman parosmia mereka jauh lebih buruk daripada kehilangan penciuman awal mereka.

Bukan hanya parosmia, phantosmia juga sering kali dikaitkan dengan gejala terpaparnya diri dari virus Covid-19.

Phantosmia, seperti namanya, adalah istilah untuk halusinasi penciuman, atau bau hantu, yang muncul tanpa adanya bau apa pun. Ini bisa bermanifestasi sebagai bau 'normal'.

Misalnya bisa mencium bawang putih saat tidak ada bawang putih, tetapi bisa juga tidak enak.

Parosmia dan phantosmia keduanya digolongkan sebagai 'disosmia', atau gangguan kualitatif in\dera penciuman.

Mekanisme terjadinya parsomia dan phantosmia belum sepenuhnya dipahami, tetapi diduga sebagai akibat dari kerusakan neuron reseptor penciuman, sel-sel di rongga hidung kita yang mendeteksi molekul bau.

Baca Juga: Gilang Dirga Pisah Rumah dengan Adiezty Ferza, Kehilangan Kemampuan Mencium

Sangat mungkin bahwa kerusakan pada area lain dari sistem penciuman, seperti umbi olfaktorius, juga dapat menyebabkan kondisi ini.

Parosmia paling sering terjadi ketika indra penciuman telah hilang setelah virus seperti flu biasa (lihat kehilangan penciuman pasca-virus).

Meskipun penyakit ini juga dapat terjadi akibat cedera kepala, paparan racun, penyakit sistem saraf. dan masalah sinus.

Phantosmia dapat terjadi setelah kehilangan bau akibat cedera kepala (lihat kehilangan penciuman pasca trauma), tetapi juga dapat dikaitkan dengan infeksi virus, paparan racun, penyakit pada sistem saraf, dan masalah sinus.

Parosmia dan phantosmia dapat diobati pada beberapa, tetapi tidak semua, kasus.

Jika disebabkan oleh faktor lingkungan, pengobatan, pengobatan kanker, atau merokok, indra penciuman dapat kembali normal setelah pemicunya dihilangkan.

Terkadang operasi diperlukan untuk mengatasinya. Penghalang hidung, seperti polip atau tumor, mungkin perlu diangkat.

Perawatan untuk parosmia:

Baca Juga: Setelah Anosmia, Muncul Parosmia, Gangguan Penciuman Pasien Sembuh Covid-19

- Klip hidung untuk mencegah bau masuk ke hidung.

- Zinc / seng

- Vitamin A

- Antibiotik

Lebih banyak penelitian dan studi kasus diperlukan untuk membuktikan bahwa ini lebih efektif.

Beberapa orang dengan parosmia merasa gejala mereka mereda dengan “senam penciuman,” di mana mereka memaparkan diri pada empat jenis aroma yang berbeda setiap pagi dan mencoba melatih otak mereka untuk mengkategorikan aroma tersebut dengan tepat.

Untuk lebih baiknya, kita perlu berbicara dengan dokter untuk mengetahui pengobatan terbaik untuk.(*)

#berantasstunting

#hadapicorona

#BijakGGL