Find Us On Social Media :

Setelah Anosmia, Muncul Parosmia, Gangguan Penciuman Pasien Sembuh Covid-19

Penyintas Covid--19 banyak yang menderita parosmia, yaitu mengalami kehilangan intensitas aroma, yang berarti kita tidak dapat mendeteksi seluruh aroma di sekitar.

GridHEALTH.id - Anosmia (kehilangan indra penciuman) menjadi gejala infeksi Covid-19. Namun penyintas Covid-19 (mereka yang telah sembuh) sekarang melaporkan bahwa bau tertentu tampak aneh dan beberapa makanan terasa tidak enak.

Ini dikenal sebagai parosmia, atau kelainan sementara yang mengubah bau dan seringkali membuatnya tidak enak.

Hilangnya rasa dan bau ternyata bisa memengaruhi indera penciuman bahkan setelah pasien pulih dari Covid-19.

"Ini lebih melemahkan dalam beberapa hal daripada kehilangan penciuman," Richard Doty, direktur University of Pennsylvania's Smell and Test Center kepada The Washington Post.

Hanya saja, parosmia menunjukkan bahwa indra penciuman kembali, yang merupakan pertanda baik. Namun, ini bisa berlangsung lama dan bisa membuat beberapa makanan tidak bisa ditolerir.

Kasus terburuk sering kali termasuk makanan yang digoreng, telur, kopi, dan cokelat, menurut AbScent, sebuah kelompok yang mempromosikan kesadaran seputar hilangnya bau.

"Kopi benar-benar hal yang paling menyedihkan bagi saya karena saya benar-benar menikmati secangkir kopi di pagi hari," Jennifer Spicer, MD, seorang dokter penyakit menular sekaligus penyintas Covid-19 di Universitas Emory, mengatakan kepada The Washington Post.

Baca Juga: Studi: Di Antara Beragam Gejala Covid-19 yang Terus Bermunculan, Kehilangan Indra Pencium Jadi Gejala Paling Khas

Baca Juga: WHO : 'Varian Virus Corona Baru Tanpa Bukti Keparahan Malah Menimbulkan Kepanikan'

Spicer tertular Covid-19 pada bulan Juli dan pulih, dan dia makan dan minum seperti biasa. Namun, pada bulan Oktober, segelas anggur terasa seperti bensin, dan dia tahu ada yang tidak beres.